Materi pembelajaran sendiri didapatkan dari buku tematik Kurikulum 13. Serta dari program pendidikan yang disiarkan salah satu siaran televisi.
“Semua kegiatan pembelajaran siswa melalui online, kami laporkan ke dinas, baik berupa foto maupun video. Dan kami juga menunjang operasional guru dengan pembelian pulsa, demi pembelajaran online ini,” ujarnya.
Petrus membantah, apabila ada yang mengatakan jika di SDN 12 Timika ini tidak dilakukan KBM secara online. Tetapi langsung ujian kenaikan kelas dan kelulusan.
Dia juga mengakui ada satu kelas yang wali kelasnya tidak bisa hadir karena ada keperluan keluarga di luar kota.
Wali kelas itu belum bisa kembali karena akses penerbangan ditutup, sehingga memang agak terkendala, tetapi sudah digantikan dengan guru pengganti.
“Ujian kenaikan kelas dan lulusan tidak ada. Karena hasilnya diambil dari 50 persen kehadiran satu tahun ajaran dan nilai raport. Dan ini jadi patokan kenaikan kelas dan lulusan,” terangnya.
Kemudian, kata dia, dari proses pembelajaran tersebut, pada 13 Juni 2020 kemarin pihaknya melakukan evaluasi.
Evaluasi ini untuk melihat apakah pembelajaran online bisa menjangkau semua anak atau tidak.
“Dari hasil evaluasi yang dilakukan, kegiatan online cukup bagus. Namun masih ada yang belum terjangkau, karena tidak memiliki handphone android dan berada di luar Timika. Dan guru-guru sendiri takut, untuk melakukan KBM secara offline, karena pandemi Covid-19, serta kurangnya APD,” terangnya.
Tinggalkan Balasan