Seruan Keuskupan Timika Tentang Paskah 2022: Ketaatan dan Kesetiaan

Administrator Diosesan Keuskupan Timika, Pastor Marthen Kuayo, Pr. (Foto: Kristin Rejang/Seputarpapua)
Administrator Diosesan Keuskupan Timika, Pastor Marthen Kuayo, Pr. (Foto: Kristin Rejang/Seputarpapua)

TIMIKA | Umat Katolik di seluruh dunia sedang dalam perayaan Pekan Suci, yang diperingati mulai dari 10 April 2022 hingga 17 April 2022.

Dalam tujuh hari peringatan pekan suci, ada tiga hari utama yang disebut Tri Hari Suci, meliputi tiga hari sebelum masa perayaan Paskah, yaitu Kamis Putih, Jumat Agung, dan Sabtu suci.

Kamis Putih yang digelar pada Kamis (14/4/2022), untuk memperingati perjamuan malam terakhir yang dipimpin oleh Yesus, sehari sebelum wafat di kayu salib.

Untuk paskah 2022, Konferensi Wali Gereja (KWI) tidak mengeluarkan tema khusus dan diserahkan ke keuskupan masing-masing.

Keuskupan Timika tahun ini mengusung tema “Berjalan Bersama Menuju Hidup Baru” dengan sub tema “Buanglah ragi yang lama, supaya kamu menjadi adonan yang baru (1 Kor 5:7)”.

Administrator Diosesan Keuskupan Timika, Pastor Marthen Kuayo, Pr mengajak seluruh umat Katolik yang ada di wilayah keuskupan Timika dalam perayaan paskah tahun 2022 ini mengambil hikmah, makna dan semangat dari Yesus.

Pastor Kuayo mengatakan, ada beberapa nilai atau makna dari peristiwa paskah ini, yaitu semangat untuk taat, setia, seperti juga yang dibuat oleh Yesus ketika hidup.

Bahwa Paskah ini puncak dari ketaatan Yesus kepada Allah. Yesus ketika hidupnya ia menyatakan bahwa dia diutus oleh Allah, untuk menyampaikan kabar sukacita Injil, di tengah-tengah dunia, dan Dia melaksanakan kepada siapa saja ketika hidup.

Yesus tetap setia lewat bukti mujizat-mujizat, Yesus sebenarnya bisa punya kekuatan untuk menghindar ketika hendak ditangkap dan disalibkan. Namun Ia tidak memakai kekuatan itu, melainkan tetap setia dan menjalani hukuman mati karena diutus untuk menebus dosa umat manusia.

Dalam iman kristiani, Yesus diutus untuk membebaskan orang dari perbudakan dosa.

Pastor mengatakan, melalui kesetiaan Yesus akhirnya Yesus menanggung resiko sampai digantung di kayu salib, dan paskah ini adalah bukti dari ketaatan melaksanakan tugas dari Allah ke dunia dan menebus dosa umat manusia.

“Maka itu kami mau mengajak kepada umat yang ada di wilayah keuskupan Timika untuk mengambil makna, hikmah dari perayaan paskah yaitu taat didalam hidup, bagi umat yang hidup dengan profesi pekerjaan apapun harus taat dan setia melaksanakan tugasnya,” kata Pastor Marthen ketika ditemui di Kokonao, Rabu (13/4/2022).

Selain itu, kata Pastor, umat juga diharapkan selalu taat dalam panggilan keluarga, seperti ketaatan dalam kehidupan suami dan istri.

Begitupun anak sekolah dan para kaum muda yang masih menempuh pendidikan.

“Ketaatan Yesus atas tugas yang dipercayakan Allah. Ketaatan itu juga yang menjadi bagian dari hidup anak-anak muda. Sehingga pendidikan adalah tugas maka anak-anak harus taat atas tugas panggilan sebagai anak sekolah dalam mengikuti pendidikan. Kurang lebih ketaatan itu yang menjadi pegangan bagi kita dalam perayaan ini,” kata dia.

Tidak hanya itu, Pastor mengimbau untuk selalu menjaga suasana damai, menciptakan suasana tenang sehingga tidak mengganggu sesama yang lain.

“Kami juga mengajak untuk umat bahwa perayaan paskah itu bukan perayaan suka cita pesta pora, menghindari mabuk dan narkoba, yang bukan hanya dalam masa Paskah saja namun juga dalam hidup selanjutnya,” katanya.

Mabuk dan narkoba, lanjut dia, harus dihindari karena itu mengganggu dan merusak masa depan. Melainkan, di dalam masa paskah ini perlu untuk menyucikan diri dan menghindari hal tersebut karena juga bisa mengganggu suasana doa dan kerja orang lain. Tidak hanya mengorbankan masa depan pribadi, tetapi juga keluarga, gereja, masyarakat dan bangsa.

Pastor mengatakan, hal ini berkaitan dengan bagaimana menciptakan suasana damai, aman supaya sesama yang lain tidak terganggu baik dalam suasana Paskah tapi juga didalam hidup sebagai manusia yang telah diciptakan Tuhan untuk membangun persekutuan dan kebersamaan sebagai umat dan masyarakat.

“Persekutuan dan kebersamaan akan tercipta apabila orang itu membuang hal-hal yang bisa mengakibatkan atau merusak persekutuan. Salah satunya adalah narkoba dan minuman dan lainnya,” pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *