TIMIKA | Pemerintah Kabupaten Sarmi, Papua melalui Juru Bicara Tim Penanggulangan Covid-19, dr. Johan A. Albert Tokoro menyebutkan per 8 November 2020, Kabupaten Sarmi sudah tidak ada warga yang terinfeksi virus Corona.
Kendati demikian, Tokoro belum berani menyebutkan Sarmi sebagai zona hijau sebab menurutnya ada beberapa data yang belum diupdate tim gugus.
Yang terpenting saat ini adalah masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan.
“Kami memulai tugas sebagai gugus tugas ini sejak 17 Maret 2020. SK dikeluarkan hari itu juga dan kami memulai bertugas 21 Maret. Langkah awal yang kami ambil adalah menutup akses transportasi dari Jayapura ke Sarmi,” tutur Tokoro memulai percakapan dengan Seputarpapua melalui sambungan telepon, Senin (9/11).
Penutupan akses dilakukan dengan sistem buka tutup, yakni melibatkan seluruh komponen dalam gugus tugas, termasuk Dinas Kesehatan yakni tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan. Seluruh petugas Puskesmas melakukan screening terhadap setiap orang yang datang dari Jayapura ke Sarmi. Tim kesehatan yang bertugas dibantu oleh BPBD, Satpol PP, TNI dan Polri.
“Setiap orang yang masuk ke Sarmi didata, kemudian identitasnya dibagikan ke setiap Puskesmas. Jadi alamat setiap orang ini nanti dilacak di setiap Puskesmas sehingga apabila ada yang sakit bisa langsung ditangani,” terangnya.
Angka kumulatif pasien di Sarmi pada awal di Maret, kata Tokoro berjumlah 8 pasien. Namun memasuki Bulan September, diakui Tokoro terjadi kecolongan yang menyebabkan angka Covid di Sarmi meningkat.
“Di Bulan September kemarin, ada seorang ibu datang dari Makassar lewat Manokwari dan terus ke Sarmi untuk kunjungan keluarga, terlewatkan (screening), akhirnya sakit di Sarmi dibawa ke Puskesmas, Menularkan kepada tenaga kesehatan. Dimana ada dua orang dokter terinfeksi dan juga beberapa perawat,” tutur Tokoro.
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis