Pesan kedua, Edgar dalam liriknya menyinggung corona atau Covid-19 yang masih mengancam kehidupan manusia sehingga setiap orang perlu waspada.
Menurut dia, pertemuan reuni dengan membuat kerumuman tanpa jaga jarak dan memakai masker, tentu saja bisa menjadi klaster penularan virus corona.
“Ko pergi pertemuan dengan yang lain, baru ko balik bawa corona lalu bilang ini suanggi lagi. Orang Serui itu kenal namanya suanggi, semacam santet di pulau Jawa,” ujar Edgar.
Edgar mengingatkan, corona belum selesai. Karena itu masyarakat harus tetap memperhatikan protokol kesehatan dan menjadikannya sebagai gaya hidup.
“Jangan sampai karena kumpul-kumpul terus pulang ke rumah bawa corona baru bilang suanggi bunuh. Makanya dalam lirik terakhir itu “sa tertawa saja, karena itu ko punya talenta tukang tipu,” katanya.
Edgar bernama asli Freddy Dores Aronggear, lahir di Jayapura tepat pada hari Sumpah Pemuda 8 Oktober 1982. Nama tengahnya diambil dari nama sang legenda Deddy Dores yang merupakan idola sang ibu.
Ia sebenarnya adalah seorang ASN di Serui, Kabupaten Yapen, namun mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi di Kota Jayapura.
Edgar yang bercimpung di dunia tarik suara, kini mendapat banyak undangan untuk mengisi acara di Jayapura. Ia juga pernah diundang Freeport ke Timika pada peringatan Hari Buruh 1 Juli 2018.
“Karena saya berkecimpung di dunia musik sehingga tugas belajar ini menjadi tertunda. Banyak manggung di luar. Saya banyak diundang untuk mengisi acara,” jelasnya.
Edgar memang telah mengikuti kontes vocal sejak kecil. Tak heran, Ia lahir dari keluarga seni mengikuti jejak sang ayah, termasuk kakaknya yang tertua juga adalah seorang penyanyi.
Reporter: Sevianto Pakiding
Editor: Batt
Tinggalkan Balasan