Dengan ketidakjelasan keberadaan dua pesawat ini, Nalio mendesak kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk segera melakukan pemeriksaan terhadap pembelian pesawat ini.
Nalio berharap, KPK tidak pilih-pilih dalam menangani sebuah kasus.
“Kami desak KPK untuk usut, karena sudah dilaporkan,” tegasnya.
Nalio menilai, ada beberapa kejanggalan, pertama, soal pengoperasian pesawat tersebut.
“Saya menilai ada kejanggalan dalam proses penunjukan perusahaan yang mengelola dua pesawat itu,” tuturnya.
Tokoh Pemuda Mimika, Nalio Jangkup. (Foto: Muji/SP)
Kedua, dalam memanfaatkan pesawat tersebut, kata Nalio, Mimika memiliki distrik dan letak geografisnya yang sebagian besar harus ditempuh melalui jalur udara, sehingga disetiap distrik dibangun lapter.
“Tapi sampai saat ini, banyak masyarakat tidak mengetahui bagaimana modelnya dan pernah mendarat di lapter mana,” katanya.
Ketiga, dari segi keberpihakan. Menurut Nalio, pesawat tersebut dibeli untuk dinikmati masyarakat, serta bisa membuka peluang pekerjaan bagi masyarakat asli Amungme dan Kamoro, namun sampai dengan saat ini tidak terlihat keberpihakan terhadap putra daerah.
Tinggalkan Balasan