Ia mengatakan, harus ada keseimbangan kerjasama dimana garda terdepan dalam melawan wabah ini adalah masyarakat. Sementara petugas kesehatan adalah pertahanan terakhir.
“Pada saat kita melakukan anamnesis (wawancara dokter dengan pasien), pasien harus menyampaikan dengan jujur, terang menderang apa yang dirasakan. Tidak menutup-nutupi,” pesan Sumule.
Berdampak besar
dr. Sumule menyebut, terpaparnya 34 petugas kesehatan tersebut tentu saja berdampak besar bagi pelayanan di tengah pandemi saat ini.
“Ini luar biasa dampaknya. Mereka harus isolasi diri, tentu tidak bisa lagi melayani masyarakat yang sakit,” katanya.
Apalagi, lanjutnya, jika kebetulan yang terpapar adalah petugas medis dengan keahlian yang terbatas di Papua. Kondisi ini dipastikan akan berdampak pada layanan di rumah sakit.
“Karena mereka ini tidak hanya bertugas untuk Covid-19, tetapi juga menangani penyakit yang lain,” ujarnya.
Berdasarkan data Satgas Covid-19 Papua, petugas kesehatan yang positif corona rata-rata para medik senior, berpengalaman. Keilmuan mereka sangat dibutuhkan.
Sumule meminta seluruh petugas medis tetap berhati-hati dan memastikan telah terlindungi dengan menggunakan APD ketika melakukan pelayanan di rumah sakit.
“Memang karena beban kerja, dan mereka juga manusia, kalau sudah lelah, walau pun kita punya APD tapi mereka kadang lalai,” katanya.
“Kami minta teman-teman di rumah sakit tetap semangat, panggilan kita adalah menolong orang. Tetap gunakan APD, ikuti protokol yang ada di rumah sakit dan tetap berdoa, Tuhan pasti menolong kita,” pungkasnya.
Reporter: Sevianto
Editor: Aditra
Tinggalkan Balasan