TIMIKA | Tujuh Pastor didatangkan untuk membantu pelayanan selama Paskah 2022 di Keuskupan Timika.
Administrator Diosesan Keuskupan Timika, Pastor Marthen Kuayo mengatakan, di Keuskupan Timika terdapat 34 paroki dengan pastor terbatas.
Sementara di dalam Gereja Katolik, selama rangkain perayaan Paskah mulai dari Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Kudus dan Minggu Paskah mengharuskan ada perayaan Ekaristi yang dipimpim oleh Pastor atau Imam.
Berbeda dengan Minggu biasa yang bisa dipimpin oleh siapa saja dalam rangkaian ibadah Sabda.
“Maka itu, untuk Keuskupan Timika selalu saat perayaan Paskah semua pusat-pusat Paroki atau Stasi harus adakan perayaan Paskah saat itu karena mengenang peristiwa Yesus,” jelas Pastor Marthen ketika ditemui di Kokonao, Rabu (13/4/2022).
Untuk itu, menurut Pastor Marthen, pihak Keuskupan Timika mendatangkan tujuh Pastor.
Dua Pastor tarekat SCJ dari Palembang, dua pastor dari Ambon melayani Katedral dan Tembagapura, dan tiga Pastor dari Jayapura yang akan melayani di Jita, Paniai dan Mapia.
“Itu didatangkan, sehingga Paskah ini hampir semua Paroki tidak kosong, semua dilayani meskipun di wilayah pedalaman dengan kondisi geografis, namun kita berharap semua bisa dilayani,” kata Pastor Marthen.
Pastor Marthen mengakui, jarak antara Paroki menjadi tantangan para Pastor, misalnya di pesisir Mimika. Sebab, para Pastor harus melayani dalam satu hari di semua tempat dengan jam yang berbeda, dan menggunakan kendaraan laut.
Sementara tantangan untuk wilayah pegunungan, yakni situasi geografis dan keamanan. Seperti di Kabupaten Puncak.
“Memang di pedalaman, seperti Puncak pasti yang ibadah hanya yang ada di sekitar Gereja, karena Puncak sampai kemarin masih panas. Mereka akan merayakan di pusat Paroki dan akan disesuaikan dengan dituasi, begitu juga di Intan Jaya juga beberapa tempat,” kata Pastor Marthen.
Pastor Marthen menuturkan, semua daerah menjalankan perayaan Paskah dijalankan sesuai dengan situasi.
“Di daerah yang bergejolak, pasti mereka akan merayakan Paskah dan saya percaya Pastor dan umat akan mencari jalan untuk bisa merayakan Paskah dengan damai. Memang mungkin suasananya berbeda dengan daerah di Timika,” ungkapnya.
Pastor Marhten juga menjelaskan kekurangan tenaga Pastor, sebab persiapan untuk menjadi seorang Pastor prosesnya panjang. Harus melalui Seminari menengah, Seminari tinggi, kemudian ditahbiskan dan di setiap Keuskupan memiliki sekolah seminari Tinggi.
Namun di Papua hanya ada di Jayapura, yakni Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Fajar Timur, dan seluruh Keuskupan di Papua bergabung disana.
Di Timika tahun ini akan ada dua Diakon dalam persiapan untuk ditahbiskan, dua diakon itu berasal dari Timika dan Nabire yang akan melayani di Keuskupan Timika.
Selain itu ada tiga Iman baru dari Ordo OFM yang salah satunya adalah anak asli Kamoro.
- Tag :
- Keuskupan Timika,
- Mimika,
- Paskah 2022
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis