Wakil Dekan 1 FMIPA UNIPA Maria Massora yang pernah terlibat dalam penelitian restorasi Grasberg mengatakan, bakteri yang diisolasi dari batuan bijih di tambang Grasberg berpotensi untuk dimanfaatkan dalam program restorasi melalui program bioremediasi untuk membantu mempercepat pemulihan lingkungan di sekitar area Grasberg.
“Kemampuan bakteri untuk mengembangkan mekanisme resistensi terhadap logam, membuat bakteri tersebut dapat hidup pada media yang memiliki kadar logam tinggi, seperti di area Grasberg, dan menunjang ketersediaan hara bagi tumbuhan, serta membantu mempercepat pemulihan lingkungan di area Grasberg,” katanya.
Kerja sama penelitian yang dilakukan PTFI dan kalangan akademisi ini pun mendapat dukungan dari pakar lingkungan lainnya.
Peneliti Pusat Studi Reklamasi Tambang Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Iskandar mengatakan, “Upaya restorasi kawasan Grasberg, dengan berbagai keunikan alam dan tantangan yang dimilikinya, membutuhkan kolaborasi yang kuat dan berkelanjutan antar berbagai sektor. Kerja sama yang PTFI lakukan dengan dunia akademisi sangat membantu mempercepat upaya optimalisasi pemulihan kondisi ekologi tambang terbuka Grasberg”.
Aktivitas restorasi tidak hanya dilakukan PTFI di area bekas pertambangan Grasberg, namun juga di wilayah operasi lainnya di dataran rendah. Khusus di Grasberg, restorasi sudah dilakukan sejak tahun 1999 dengan melibatkan berbagai pihak, baik kalangan akademisi maupun Pemerintah Kabupaten Mimika dan pemerintah pusat.
“Pemulihan lingkungan di seluruh area kerja PTFI merupakan salah satu bentuk komitmen kami untuk mewujudkan produksi yang aman dan berkelanjutan, tidak hanya bagi masyarakat, namun juga bagi lingkungan tempat kami beroperasi,” tutup Manajer Lingkungan Hidup PTFI Gesang Setyadi.
Tinggalkan Balasan