Wabup Akui Pemda Mimika Belum Berinovasi Soal Pertanian, Petani Keluhkan Harga Pupuk

waktu baca 2 menit
Wakapolda Papua, Brigjen Pol Eko Rudi Sudarto dan Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob, Kapolres Mimika AKBP I Gusti Gde Era Adhinata saat melihat tanaman Cabai milik warga SP 7. (Foto: Yonri/Seputarpapua)

TIMIKA | Wakil Bupati Johannes Rettob mengakui Pemerintah Daerah (Pemda) Mimika, Papua belum sepenuhnya berinovasi dan berkreativitas di bidang pertanian.

Pernyataan Wabup disampaikan di hadapan Wakapolda Papua, Brigjen Pol Eko Rudi Sudarto di pos Kasuari (Kesejahteraan Untuk anak Negeri) saat melakukan kunjungan di Kampung Mulia Kencana SP 7, Jumat (11/6/2021).

Wabup mengakui bahwa setiap berkunjung dan berdiskusi dengan masyarakat khususnya petani, yang menjadi keluhan adalah harga pupuk yang tinggi dan stok pupuk subsidi terbatas.

Harga pupuk yang mahal dan stok terbatas berimbas pada harga tanaman pangan.

“Sering saya kunjungi para petani yang mereka complain adalah pupuk. Jadi masyarakat sangat tergantung dengan pupuk bersubsidi, mereka sudah minta kepada kita bagaimana caranya supaya pupuk bersubsidi ini kita tambah kah, biar kita bisa menekan harga ini. Karena pupuk di Timika ini sangat mahal,” kata Wabup.

Saat ini Polri membangun Pos Kasuari sebagai tempat pengolahan pupuk organik yang akan diproduksi oleh kelompok tani lokal di SP 7.

Hal ini membuat John menjadi berpikir Pemda Mimika memberikan dukungan agat petani tidak perlu menggunakan pupuk kimia.

“Saya juga bingung kita punya material di Mimika ini ada banyak sekali untuk buat pupuk, ada sampah, pupuk kandang juga ada. Karena mungkin kita belum berinovasi, berkreativitas untuk bagaimana kita bisa konsentrasi membuat kebutuhan kebutuhan masyarakat agar kita tidak lagi datangkan dari tempat lain,” tutur Wabup.

Editor:

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Exit mobile version