Warga Tolak Vaksin, Penyakit ini Paling Dominan di Kokonao

Kepala Puskesmas Kokonao, Muhammad Muri (Foto: Kristin Rejang/ Seputarpapua)
Kepala Puskesmas Kokonao, Muhammad Muri (Foto: Kristin Rejang/ Seputarpapua)

TIMIKA | Kepala Puskesmas Kokonao, Muhammad Muri mengatakan masyarakat di wilayah Puskesmas Kokonao hingga kini tidak tertarik untuk divaksin Covid-19.

Vaksinasi Covid-19 yang sudah digelar mulai dari vaksin pertama hingga booster akhirnya tidak bisa dilakukan di Kokonao meskipun sosialisasi sudah dilakukan.

“Masyarakat belum terima vaksin pertama sampai booster begitu juga kaum anak-anak, karena hoax yang beredar sehingga mereka menolak untuk vaksinasi sehingga cangkupannya nol persen,” kata Muhamad saat ditemui di Puskesmas Kokonao, Sabtu (23/4/2022).

Muhammad Muri juga menuturkan di Kokonao penyakit yang dominan adalah malaria juga otot dan persendian serta batuk dan pilek.

“Untuk malaria satu bulan rata-rata 20-30 kasus jadi tidak terlalu tinggi itupun berdasarkan musim-musiman juga seperti kalau hujan terus menerus juga kalau air yang di Kokonao kan suka pasang surut nah itu juga menyebabkan banyak nyamuk,” kata Muhammad.

Untuk penanganan malaria, pihak Puskesmas melakukan penyuluhan juga menberikan obat-obatan dan kelambu.

“Kesadaran masyarakat untuk gunakan kelambu yah ada yang sadar, ada juga yang tidak,” ungkapnya.

Khusus untuk malaria dan TBC, di Puskesmas Kokonao kendalanya adalah tidak ada tenaga analis kesehatan.

Namun Muhammad menjelaskan kemungkinan dalam waktu dekat setelah adanya revisi tenaga nakes akan ada analis kesehatan sebab pihaknya sudah mendapatkan jawaban dari pihak Dinkes.

Selain malaria dan beberapa penyakit lainnya di Kokonao juga ada masyarakat yang keluhkan sakit Scabies (kudis) terutana anak-anak, namun hanya sekitar 2-3 kasus setiap bulan.

Namun, adanya scabies juga karena faktor air bersih. Di Kokonao masyarakat hanya mengandalkan air hujan, jika tidak hujan, maka kekurangan air terjadi sehingga masyarakat memilih mandi di sungai.

“Masyarakat kalau tidak ada air biasanya mereka turun ke kali, sementara kondisi airnya kotor, keruh sekali,” pungkasnya.

 

penulis : Kristin Rejang
editor : Mish

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *