YPL Bentuk Karakter Anak Didik SATP Berbasis Lingkungan, Daur Ulang Sampah Jadi Sabun dan Lilin

WEBINAR | Suasana webinar eco education dalam rangka memperingati hari ozon sedunia. (Foto: Mujiono)
WEBINAR | Suasana webinar eco education dalam rangka memperingati hari ozon sedunia. (Foto: Mujiono)

TIMIKA | Yayasan Pendidikan Lokon (YPL) selaku pengelola Sekolah Asrama Taruna Papua yang dibiayai oleh Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) pengelola dana kemitraan PT Freeport Indonesia, terus berkomitmen mengembangkan karakter anak untuk lebih mengenal lingkungan dan sekitarnya.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah menerapkan ‘eco enzym’ dengan mengelola lingkungan berupa sampah, untuk memenuhi kebutuhan di SATP, mulai dari sabun, lilin dan lainnya.

Penerapan ‘eco enzym’ juga sebagai langkah dan bentuk dukungan dalam peringatan Hari Ozon sedunia yang diperingati melalui webinar ‘eco education’ yang digelar pada Jumat (23/9/2022).

Kepala Perwakilan YPL, Andreas Ndityomas mengatakan, melindungi bumi untuk kehidupan bersama secara berkelanjutan dalam peringatan Hari Ozon Sedunia merupakan misi secara universal. Hal ini merupakan kesempatan bagi umat manusia untuk melakukan sebuah refleksi diri, lingkungan, kebangsaan dan menyadari bersama terhadap kelanjutan hidup manusia dan kepentingan hayati.

Semua itu juga sangatlah tergantung dari kesadaran diri pribadi untuk peduli terhadap lingkungan yang diupayakan melalui edukasi dini tentang penyadaran terhadap anak. Sehingga anak menyadari bahwa mereka adalah bagian dari lingkungan.

“Misi tersebut diimplementasikan oleh YPL dalam kurikulum pendidikan kontekstual Papua di SATP,” kata Andi sapaan akrabnya saat ditemui di SATP, Jumat (23/9/2022).

Kurikulum pendidikan kontekstual Papua yang dikembangkan YPL ini dalam rangka pendidikan bermartabat dan bermutu dengan lebih mengedepankan pengalaman nyata dalam membangun karakter anak.

“Salah satu pengalaman nyata di SATP adalah sampah, mulai kulit buah, cangkang telur, minyak jelantah dan sebagainya,” katanya.

 

SAMBUTAN | Kepala Perwakilan YPL Timika Andreas Ndityomas saat memberikan sambutan pada webinar eco education. (Foto: Mujiono)

 

Pengalaman tersebut diintegrasikan dalam proses belajar mengajar terhadap anak dengan mengelola sampah menjadi ‘eco enzym’.

‘Eco Enzym’ merupakan program dalam proses pembelajaran dengan mengolah sampah. Dimana sampah yang ada tidak dibakar maupun dibuang begitu saja, tetapi di daur ulang untuk menghasilkan sabun, lilin, bio diesel dan lainnya.

“Disini para siswa belajar membangun teori pengetahuan, baik dibidang matematika belajar menghitung, kilogram, social, dan lingkungan hidup. Ini juga membangun kepedulian anak terhadap lingkungan, diri sendiri, dan sang pencipta,” katanya.

Hasil-hasil dari daur ulang tersebut sekarang ini sudah dimanfaatkan di lingkup SATP. Seperti sekarang ini sabun yang dihasilkan anak-anak sudah menggantikan sabun deterjen yang biasa dibeli di toko-toko.

“Semua produk yang dihasilkan itu digunakan oleh anak-anak sendiri. Dan saat ini masih digunakan dilingkup SATP belum secara massal. Namun tidak menutup kemungkinan bisa diproduksi secara massal,” ungkapnya.

Reporter: Mujiono

penulis : Mujiono

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *