Kapendam: Kelompok Bersenjata Papua Rusak Klinik di Aruanop

waktu baca 2 menit
Rumah Sakit Waa Banti di Kampung Banti, Distrik Tembagapura yang sebelumnya dibakar KKSB pada tanggal 23 Maret 2018 (Sevianto/SP)

TIMIKA | Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) dilaporkan kembali melakukan perusakan sebuah klinik kesehatan di Kampung Aruanop, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, Jumat (6/4) siang.

 

Kepala Penerangan Kodam XVII/ Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi mengatakan, klinik kesehatan yang dirusak tersebut dibangun oleh PT Freeport Indonesia untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada warga di wilayah itu. 

 

“Kami sudah konfirmasi apakah dibakar atau dirusak, ternyata dirusak. Kami masih sedang melakukan konfirmasi lebih lanjut tentang kondisi yang sebenarnya di sana,” kata Kolonel Aidi sesaat setelah menerima laporan saat mengunjungi lokasi pasca kontak tembak di Kampung Opitawak, Jumat.  

 

Kelompok bersenjata, kata Aidi, diduga melakukan perusakan klinik tersebut saat melarikan diri ke wilayah Aruanop, setelah terlibat kontak tembak dan dipukul mundur pasukan TNI dari Kampung Opitawak pada Rabu (3/4) lalu. 

 

Sebelum melarikan diri, kelompok bersenjata sempat membakar sekitar 17 unit rumah warga di Kampung Opitawak. Lantaran terdesak dari lokasi itu, mereka meninggalkan sejumlah dokumen yang dibuat atasnama Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).

 

“Mereka melarikan diri ke wilayah Aruanop setelah dikejar oleh pasukan TNI. Saat ini pasukan TNI telah menguasai kembali tujuh kampung yang sebelumnya diduduki KKSB. Tinggal Kampung Aruanop yang belum,” jelas Aidi.

 

Komandan Brigif 20/IJK, Kolonel (Inf) Frits Pelamonia memastikan pihaknya masih akan melanjutkan operasi pengejaran dan penyisiran terhadap KKSB, hingga mereka tidak lagi kembali melakukan teror penembakan.

 

“Operasi ini masih terus berjalan, penyisiran masih akan berlanjut,” ujar Frits Pelamonia yang memimpin operasi Satuan Tugas TNI dalam menanggulangi KKSB di wilayah Distrik Tembagapura. 

 

Kolonel Frits mengestimasi kekuatan kelompok tersebut berjumlah 50 orang lebih dengan kekuatan persenjataan di atas 23 pucuk, termasuk senjata berkualifikasi standar militer.

 

“Kekuatan mereka tidak seberapa bagi kekuatan TNI, tapi ini medan yang sangat berat, medan yang paling berat di Papua untuk operasi pengejaran kelompok bersenjata,” katanya. (rum/SP)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Exit mobile version