Begini Cara Freeport Kembangkan SDM Pekerja Papua

waktu baca 3 menit
Para peserta program PSHCD berfoto bersama jajaran manajemen PT Freeport Indonesia - Foto : Sevianto/SP

TIMIKA | PT Freeport Indonesia terus berkomitmen dalam mengembangkan sumber daya manusia (SDM) pekerja asli Papua, salah satunya melalui Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN) yang dibangun perusahaan itu di Kuala Kencana, Timika.

PT Freeport kali ini membuka program peIatihan Papua Sustainable Human Capital Development (PSHCD) atau pengembangan SDM Papua yang berkelanjutan, untuk siswa apprentice (magang) yang sedang menimba ilmu di IPN Kuala Kencana.

Melalui program ini, sebanyak 38 siswa apprentice IPN akan diikutkan dalam program pelatihan di Sukabumi, Jawa Barat selama satu bulan penuh. Para peserta akan mendapatkan pelatihan non teknikal oleh gabungan instruktur internal PTFI, IPN, dan instruktur professional dari Iuar PTFI.

Executive Vice President (EVP) Human Resources PTFI Achmad Didi Ardianto mangatakan, pelatihan ini mendukung peningkatan soft skills para apprentice terfokus pada pembinaan sikap, mental, maupun spiritual.

“Menurut penelitian, kemampuan dan kemauan ternyata belum cukup. Ada satu faktor paling penting yang ternyata menjadi kunci seseorang mencapai keberhasilan yaitu sikap,” tandas Didi saat membuka program tersebut di IPN Kuala Kencana, Jumat (8/9/17).

Menurut Didi, sudah sejak dulu Freeport  memulai program pengembangan SDM dengan keberpihakan kepada pekerja asli Papua. Melalui IPN, sebanyak 3.000 karyawan magang dihasilkan secara terampil dan sebagian besar telah bekerja di lingkungan PT Freeport sendiri. 

“Dari hasil evaluasi kita ternyata program ini sangat baik. Tetapi tidak cukup untuk mempercepat proses bagaimana membuat karyawan putra daerah menjadi kompetitif,” kata dia.

Ada sekitar 80 persen permasalahan, lanjut Didi, yang dihadapi oleh karyawan asli Papua adalah masalah “sikap”. Misalnya terkait kedisiplinan, kehadiran di tempat kerja, melakukan pelanggaran di tempat kerja dan lainnya.

“Maka itu, program ini telah didesain khusus untuk membuat pekerja Papua menjadi pionir atau menjadi contoh bagi pekerja lainnya. Karena kemampuan dan keahlian saja tidak cukup, sikap menjadi yang terpenting,” tandasnya.

Dia berharap program ini dapat memberi kontribusi besar bagi perusahaan, menghasilkan pekerja handal, sehingga pemerintah daerah juga bisa berbangga memiliki tenaga kerja yang patut diandalkan.

“Saya ingin program ini, dua atau tiga tahun kedepan menjadi sumber keberhasilan Freeport dan menjadi kebanggaan bagi Kabupaten Mimika yang memiliki tenaga kerja jandal,” pungkasnya.

Pelaksanaan program tersebut, Freeport bermitra dengan Pemkab Mimika yang berkomitmen sama dalam membina SDM Papua. Diharapkan, program ini  memberikan dampak berkelanjutan bagi masyarakat Mimika.

Perwakilan Dinas Tenaga Kerja Mimika, Esterlina Mangala berpesan agar para peserta memanfaatkan kesempatan  ini sebaik mungkin, sehingga dapat maju bersaing dalam kompetisi dunia modern sekarang ini.

“Begitu banyak orang tidak mendapat kesempatan seperti ini. Ikuti materi yang sudah diprogramkan, supaya apa yang didapatkan tidak sia-sia. Gunakan kesempatan ini sebaiknya demi untuk kesejahteraan keluarga dan kemajuan perusahaan,” imbuhnya.

Adapun program PSHCD bagi apprentice adalah angkatan yang pertama, semua fasilitas yang dibutuhkan ditanggung oleh perusahaan. Program serupa juga akan dilakukan untuk membantu kontraktor yang mensuplay tenaga kerja di lingkungan PT Freeport. (rum/SP)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Exit mobile version