TIMIKA, Seputarpapua.com | dr.J. Rini Poespoprojo Sp.A mengungkapkan penularan virus polio sangat erat dengan kebersihan diri dan sanitasi.
Rini menjelaskan hubungan erat tersebut disebabkan karena virus polio dapat menular melalui mulut dan kotoran.
“Penularan sangat gampang, seperti halnya diare, typus dan kolera, jadi contohnya tangan kotor memegang makanan lalu makan, virus itu masuk mulut lalu usus kemudian masuk ke kelenjar getah bening, ke aliran darah, kemudian dari sana ada sebagian yang masuk ke susunan saraf yang mengatur pergerakan,” paparnya dalam kegiatan Rapat Koordinasi Pelaksanaan Detekso Dini, Preventif, dan Respon Penyakit juga pelaksanaan PIN Polio Tingkat Kabupaten Mimika, yang digelar di salah satu hotel yang berada di Jalan Yos Sudarso, Selasa (21/5/2024).
dr. Rini pun menyebutkan, meskipun cepat menular, tidak semua anak yang terinfeksi polio mengalami kelumpuhan, dan kemungkinan nya hanya 1 persen.
“Kita tidak tahu 1 persen itu apa, jadi lebih baik dilakukan pencegahan,” ungkapnya.
Pencegahan polio, dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan diri, kemudian memastikan sanitasi yang baik atau tidak melakukan perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS), serta imunisasi polio lengkap.
Rini menjelaskan, vaksin polio terdiri dari dua jenis, yaitu vaksin polio suntik (IPV) dan vaksin polio oral (OPV). Berdasarkan data cakupan imunisasi OPV 4 di Indonesia mulai 2016 hingga 2023 tidak banyak daerah yang cakupannya mencapai 90 persen.
“Lebih banyak yang kurang dari 60 persen termasuk lokasi kita tinggal ini di Papua,” jelasnya.
Selanjutnya untuk cakupan IPV di seluruh Indonesia mulai dari tahun 2016-2023 hasilnya juga tidak seperti yang diharapkan.
dr. Rini menegaskan, rendahnya cakupan imunisasi polio berpengaruh terhadap meningkatnya risiko terjadinya polio.
“Diharapkan seluruh rumah sakit seperti RSUD, RSMM dan rumah sakit serta fasilitas kesehatan lain aktif juga memberikan sosialisasi,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) polio di Kabupaten Mimika, sehingga Dinas Kesehatan (Dinkes) Mimika pun mengalakan imunisasi polio atau PIN Polio bagi anak usia 0-7 tahun.
Sekretaris Dinkes Mimika Fransiska Tekege menjelaskan PIN Polio tahun 2024 bertujuan untuk memberikan imunisasi tambahan kepada anak-anak berusia 0 hingga 7 tahun 11 bulan 29 hari, tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.
“Program ini adalah upaya kita bersama untuk mencapai cakupan imunisasi yang tinggi dan merata, sehingga dapat mencegah penyebaran virus polio di masyarakat Mimika,” ujarnya dalam sambutanya saat membuka kegiatan mewakili Kepala Dinkes Mimika Reynold Ubra.
Fransiska menjelaskan, pelaksanaan PIN Polio NOPiVi2 maupun BOPV, dilaksanakan serentak di wilayah Provinsi Papua, Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Barat, dan Papua Barat Daya sebanyak 2 putaran.
“PIN Polio di Kabupaten Mimika Sedianya akan dilaksanakan serentak di wilayah Papua pada tanggal 27 Mei 2024, sedangkan Sub PIN BOPV Dilaksanakan dengan jarak minimal 4 minggu setelah Sub PIN NOPV2 putaran kedua selesai,” katanya.
“Masing-masing putaran PIN dilaksanakn dalam waktu 1 minggu ditambah 5 hari sweeping dengan jarak minimal antar putaran adalah, PIN NOPV2 selama 2 minggu, PIN BOPV 4 minggu (1 bulan ) dengan target cakupan 95 persen, sasaran sub PIN adalah Seluruh anak Usia 0-7 tahun 7 tahun 11 bulan 29 hari, termasuk pendatang, tanpa memandang Status imunisasi.
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis