Freeport Manfaatkan Tailing untuk Pengendalian Vektor Malaria

waktu baca 2 menit
Manager Public Health dan Malaria Control dr. Firdy Permana saat menjelaskan tentang cara pengendalian malaria yang dilakukan oleh PT Freeport Indonesia di Kuala Kencana

TIMIKA | PT Freeport Indonesia memanfaatkan limbah tailing hasil produksi tambang uuntuk pengendalian vektor malaria.

Project Manager Tailing Utilization Harry Joharsyah mengatakan, tailing digunakan untuk penutupan genangan air yang biasanya menjadi lokasi nyamuk bertelur.

“Tailing kita itu banyak, jadi harus dimanfaatkan, seperti dikatakan dr. Firdy kalau tidak boleh ada genangan air jadi kita manfaatkan,” ujarnya dalam kegiatan media visit di Kantor Public Health Malaria Control (PHMC), Kuala Kencana, Rabu (24/4/2024).

Lokasi awal penerapan langkah ini dilakukan di sekitaran Bandara Mozes Kilangin Timika.

“Kita coba praktikkan di lokasi itu setelah adanya laporan kepada PHMC bahwa pekerja (PTFI dan subnya) di sekitar bandara banyak terkena malaria,” ungkapnya.

Setelah dilakukan penelitian oleh tim PHMC, penyebab tingginya kasus malaria di lokasi tersebut karena banyaknya genangan air di sekitar bandara yang diameternya cukup luas.

“Kalau kita menggali di sisi genangan atau membuka lahan tentunya kembali lagi kita merusak lingkungan, akhirnya dengan kerjasama tim, dan karena pengendalian malaria tidak bisa dilakukan hanya oleh PHMC, maka kami membantu dengan mencoba menutup genangan yang ada di bandara,” tuturnya.

Harry menyebutkan pihaknya menargetkan luasan genangan yang ditutup mulai tahun 2021 hingga 2030 total seluas 43,6 Ha dengan total pemanfaatan tailing 434.120 ton.

“Area itu kan juga berdekatan dengan basecamp, Rimba Papua Hotel (RPH), ada perumahan juga, karena menurut informasi dr. Firdy nyamuk bisa terbang 2 Km, daripada menyebar makanya diselesaikan di sini (penimbunan genangan) semoga ini juga mengurangi penyebab malaria di Mimika,” jelasnya.

Hal serupa juga dilakukan di Kuala Kencana, ketika PHMC melaporkan adanya genangan air maka tim tailing langsung menutup genangan tersebut.

Manager Public Health dan Malaria Control dr. Firdy Permana menambahkan berdasarkan data kasus malaria di sekitaran bandara mengalami penurunan.

Hal itu dilihat dari kasus pada tahun 2019 yang tercatat 135 kasus, turun menjadi 86 di tahun 2020, meskipun naik pada 2021 menjadi 90 kasus, namun pada tahun 2022 kembali menurun menjadi 67 kasus.

Editor:

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version