Inilah Alasan Tambang Underground Freeport Disebut Terbesar di Dunia

waktu baca 3 menit
Penambangan bawah tanah dengan cara block caving. (Foto: PTFI)

TEMBAGAPURA | PT Freeport Indonesia mengklaim tambang bawah tanah (underground) yang dikelolanya merupakan tambang terbesar di dunia.

Saat ditemui usai Upacara Peringatan HUT ke-76 RI, di Tembagapura, Selasa (17/8/2021), Kepala Teknik Tambang PTFI, Carl Tauran menjelaskan, saat ini PT Freeport Indonesia sudah beralih sepenuhnya ke penambangan bawah tanah dengan teknik blok caving.

Dijelaskan Carl, saat ini PTFI memiliki empat tambang bawah tanah yakni Deep Mill Level Zone (DMLZ), Deep Ore Zone (DOZ), Big Gossan dan Grasberg Block Cave (GBC).

Masing-masing tambang memiliki target produksi yang rata-rata mencapai ribuan ton per hari.

Untuk Tambang DOZ, kata Carl, ditargetkan akan selesai di akhir tahun ini. Sedangkan Big Gossan memiliki target produksi hingga 7000 ton per hari.

Adapun Deep Mill Level Zone (DMLZ), dijelaskan Carl, memiliki target sekitar 60 ribu ton per hari.

Sedangkan Tambang Grasberg Block Cave atau GBC, mencapai 70 ribu ton per hari.

“Jadi kalau kita total, target kita sampai dengan akhir tahun ini, dari tambang bawah tanah kita, produksi kita adalah 180 ribu ton sehari,” terang Carl.

Khusus untuk GBC, target PTFI saat mencapai full kapasitas, tambang ini dapat mencapai produksi hingga 130 ribu ton per hari di waktu mendatang.

“Saya pribadi, saya sendiri bangga. Saya bisa berkontribusi di dalam perusahaan ini. Dan saya sendiri bangga karena teman-teman saya dari Nasional banyak,” ucapnya.

Meski begitu, dikatakan Carl, khusus tambang GBC, tambang ini sudah mulai menggunakan teknologi lokomotif otomatis. Yakni, kereta tambang yang dikendalikan secara otomatis.

“Tidak ada masinisnya. Tidak ada kepala stasiunnya, semuanya dijalankan secara otomatis,” katanya.

Itulah sebabnya, kata Carl, produksi dari tambang GBC ditargetkan mencapai 130 ribu ton per hari.

Dengan pengendalian otomatis ini juga, kata Carl, dapat mengurangi resiko kerja bagi pekerja tambang sebab pengoperasiannya sudah sepenuhnya diambil alih oleh mesin.

“Karena tidak ada orangnya di situ (tambang). Orangnya semua di luar tambang. Mengoperasikannya secara otomatis tadi,” jelasnya.

Dijelaskan, tambang GBC berada pada ketinggian 2.760 meter di atas permukaan laut (MDPL). Bila diukur panjang terowongan ini, dari pintu masuk hingga ujungnya dapat mencapai 12 kilometer. Sedangkan kedalaman tambang ini mecapai 1,6 kilometer di bawah permukaan tanah.

Senada dengan Carl. Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas juga mengakui keberedaan tambang bawah tanah yang sebagian besar sahamnya milik Indonesia, adalah tambang terbesar di dunia.

“Tambang bawah tanah ini adalah yang terbesar di dunia. Dan kita perlu bangga bahwa tambang bawah tanah terbesar di dunia adanya di Indonesia, khususnya di Papua,” terang Tony di Tembagapura, Selasa (17/8/2021).

Diakui Tony, penambangan bawah tanah sudah dimulai sejak tahun 2004. Namun menurutnya, ketika sebuah tambang dibangun, hasilnya baru akan dinikmati saat sepuluh tahun setelahnya.

“Dan ini tambang kita bangun infrastrukturnya di 2004, baru kita nikmati hasilnya di 2016,” sebutnya.

Sehingga, menurut Tony, dengan pembangunan ini, investasi yang dibutuhkan dapat mencapai USD 8 Miliar.

Penulis:
Editor:

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Exit mobile version