Kominfo Bahas Hak dan Kesempatan yang Setara Bagi Perempuan dan Anak-Anak di Papua

waktu baca 4 menit

SORONG, Seputarpapua.com | Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan acara Forum Literasi Politik Hukum dan Keamanan Digital (Firtual) dengan tema ‘Masa Depan Cerah untuk Perempuan dan Anak, Hak dan Kesempatan yang Setara’ di Sorong, Papua Barat Daya pada Kamis (8/8/24).

Ketua Tim Informasi dan Komunikasi Hukum dan HAM, Ditjen IKP Kementerian Kominfo, Astrid Ramadiah Wijaya yang berkesempatan hadir dalam acara tersebut menyampaikan bahwa upaya pemerintah dalam memajukan kesejahteraan masyarakat Papua kini mengalami perbaikan dan peningkatan.

Terutama setelah komitmen pemerintah Presiden Jokowi lewat Inpres Nomor 9 Tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Papua Barat yang mencangkup bidang pendidikan, kesehatan serta komunikasi dan teknologi informasi.

“Di bidang pendidikan, ada program Papua Pintar yang mencakup pembangunan sekolah dan program beasiswa. Di bidang Kesehatan ada program Papua Sehat yakni kemudahan akses berobat dan program peningkatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di sejumlah wilayah,” jelas Astrid dalam kata sambutannya di acara tersebut.

Sedangkan di bidang komunikasi dan teknologi informasi, Astrid menyebutkan bahwa Presiden menghendaki peningkatan pengelolaan informasi dan komunikasi publik yang terpadu, inovatif, intensif, dan berkeadilan terkait percepatan pembangunan kesejahteraan di Provinsi Papua.

Oleh karena itu, Astrid kemudian menekankan bahwa berbagai pembangunan yang dilakukan di Papua saat ini harus dapat dirasakan pula manfaatnya oleh perempuan dan anak-anak. Menurutnya, pemenuhan hak dan kesempatan yang setara bagi perempuan dan anak-anak Papua juga penting untuk diperjuangkan.

“Anak-anak Papua harus dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, mendapatkan pendidikan yang layak, pelayanan kesehatan yang memadai serta memperoleh kasih sayang dari orangtuanya,” jelas Astrid.

“Sementara hak perempuan Papua, sama seperti hak perempuan di seluruh dunia, yaitu berhak memperoleh pendidikan, layanan kesehatan, perlindungan keamanan serta partisipasi dalam segala hal,” tambahnya kemudian.

Dalam kesempatan yang sama, Setiyo Hastiarwo selaku Fasilitator Daerah Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Provinsi Papua Barat Daya yang hadir sebagai narasumber menyampaikan bahwa saat ini isu yang paling menonjol di tanah Papua, khususnya di Provinsi Papua Barat Daya adalah kekerasan pada perempuan dan anak.

“Adapun persentase kekerasan yang dialami oleh perempuan Papua, yang tertinggi adalah kekerasan fisik, diikuti dengan kekerasan psikis, kekerasan seksual dan penelantaran. Jika ditelaah lagi usia perempuan yang menerima kekerasan adalah dalam rentang usia 13-49 tahun yang merupakan usia-usia produktif,” ungkap Setiyo.

Untuk mencegah terjadinya kekerasan pada perempuan, Setiyo mengaku bahwa pihaknya telah memberikan edukasi agar kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dapat dihilangkan sepenuhnya.

“Pemerintah daerah telah menggunakan suatu pola pendidikan khusus yaitu dengan membentuk sekolah perempuan yang sampai saat ini sudah ada di Kota Sorong dan Kabupaten Sorong sedangkan daerah lain belum,” ucap Setiyo.

“Itu adalah suatu model pembelajaran khusus pada perempuan di luar sistem persekolahan. Para remaja putri yang putus sekolah nanti akan kita bekali dengan minimal enam keterampilan yang dibutuhkan di lingkungannya,” tambahnya kemudian.

Disisi lain Ludia Amaye Maryen, Influencer dan Mis Papua 2018 yang juga ikut hadir sebagai narasumber memberikan motivasi kepada anak-anak muda papua untuk terus menuntut ilmu setinggi-tingginya.

Terlebih saat ini ada banyak beasiswa yang dapat diikuti oleh siapa saja termasuk anak-anak Papua. Ludia sendiri mengaku bahwa dirinya adalah penerima beasiswa LPDP Putra-Putri Papua, padahal dulu dia sama sekali tidak tahu mengenai beasiswa tersebut.

“Ternyata LPDP itu ada jalur khusus untuk putra-putri Papua, bahkan untuk teman-teman non putra-putri Papua yang tinggal, lahir dan besar di Papua pun ada jalur khususnya, yaitu jalur afirmasi. Tak hanya itu, terdapat pula program LPDP untuk penyandang disabilitas dan berbagai program LPDP lainnya” jelas Ludia.

Tidak hanya LPDP, Ludia juga menjabarkan bahwa ada banyak sekali program beasiswa terutama program beasiswa dari pemerintah. Untuk itu Ludia memotivasi putra-putri Papua untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya melalui beasiswa pemerintah, demi memajukan dan berkontribusi terhadap daerah Papua.

“Kalian perlu tahu bahwa beasiswa itu bukan hanya beasiswa pemerintah daerah saja, tapi ada yang namanya beasiswa pemerintah pusat, ada yang namanya beasiswa korporasi, beasiswa yayasan (foundation), beasiswa perguruan tinggi serta beasiswa organisasi/komunitas,” jelasnya.

Menurut Ludia, dengan teknologi digital saat ini anak-anak Papua juga dapat dengan mudah mencari informasi seputar beasiswa yang diinginkan, bahkan beasiswa untuk menempuh pendidikan di luar negeri sekalipun asalkan mau mencoba.

“Jangan dulu pesimis dan tidak apa-apa gagal, yang penting sudah pernah mencoba, karena tanpa mencoba kita tidak akan pernah tahu bagaimana hasilnya,” ujarnya.

Kegiatan ini diadakan dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap upaya yang dilakukan pemerintah dalam rangka pemenuhan hak perempuan dan anak di Papua serta dapat membawa manfaat yang besar dan positif bagi bangsa dan negara.

Editor:

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Exit mobile version