Sekolah Lapang Gempa Bumi, Cara BMKG Edukasi Masyarakat Tanggap Bancana

waktu baca 3 menit
Pj Sekda Mimika Petrus Yumte bersama dengan jajaran BMKG Kelas I Jayapura dan Mimika juga pihak yang diundang dalam Sekolah Lapang Gempa Bumi yang digelar di Hotel Horison Diana Mimika, Rabu (24/7/2024). (Foto: Fachruddin Aji/Seputarpapua)

TIMIKA, Seputarpapua.com | Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Jayapura dan Mimika menggelar Sekolah Lapang Gempa Bumi dan Tsunami (SLG) guna mengedukasi tentang mitigasi kedua bencana alam tersebut.

Sekolah lapang ini digelar selama dua hari 24 hingga 25 Juli 2024 di Ballroom Hotel Horison Diana, Rabu (24/7/2024).

Kepala Stasiun Geofisika BMKG Kelas 1 Jayapura sekaligus Ketua Panitia Herlambang Hudha memaparkan tujuan sekolah lapangan diselenggarakan bertujuan meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta dan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana alam khsusnya gempa bumi dan tsunami.

Tujuan utama SLG ini dijabarkan menjadi tiga poin, antara lain pertama memperkuat peranan Unit Pelaksana Teknis (UPT) BMKG di daerah sebagai perpanjangan tangan BMKG Pusat dalam berkoordinasi dengan pemangku kepentingan setempat, memmperkuat peran Badan Penanggulangan Bencana alam Daerah (BPBD) sebagai simpul utama dalam rantai komunikasi daerah, guna memberikan informasi dan arahan yang akurat kepada masyarakat dan organisasi daerah terkait peringatan dini tsunami.

“Terakhir, membangun sikap tanggap terhadap informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami bagi masyarakat dan institusi pendidikan yang berada di wilayah rawan gempa bumi dan tsunami,” paparnya.

Selanjutnya, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Pusat Dr. Daryono menyampaikan SLG perlu dilakukan sebab letak geografis Indonesia yang memiliki kerawanan terhadap gempa dan tsunami juga bencana hidrometeorologis.

“Sesungguhnya risiko bencana dapat kita kurangi apabila kita secara sederhana dan struktur melakukan upaya mitigasi yang melibatkan dua pihak, termasuk masyarakat saat ini merupakan salah satu usaha kita untuk memperkuat dan meningkatkan kapasitas pemerintah daerah sekaligus membangun sikap tanggap rumah bagi masyarakat,” ujarnya.

Kemudian, Plt Bupati Mimika Johannes Rettob dalam sambutannya yang dibacakan oleh Pj Sekda Mimika Petrus Yumte mengatakan Mimika adalah wilayah dengan intensitas gempa yang cukup tinggi. Data BMKG menunjukan dalam periode 2009 sampai 2024, telah terjadi setidaknya 258 kejadian gempa bumi di Mimika.

“Data dan informasi dari BMKG menjadi penting, dan diharapkan dapat mendukung proses pembangunan infrastruktur di Mimika, selain itu melalui SLG tahun 2024 ini diharapkan masyarakat Mimika dapat mengerti dan memanfaatkan data juga informasi dari BMKG sebagai upaya untuk mengurangi dampak gempa bumi yang bisa timbul kapan saja,” tuturnya.

Dalam SLG 2024 ini diterangkan beberapa hal yakni sebelum terjadi, sesudah dan setelah gempa bumi dan tsunami.

Dijelaskan, sebelum terjadinya gempa masyarakat diimbau untuk penyelamatan diri apabila gempa bumi terjadi, melakukan latihan yang dapat bermanfaat dalam menghadapi reruntuhan saat gempa bumi, seperti merunduk, perlindungan terhadap kepala, berpegangan ataupun dengan bersembunyi di bawah meja, menyiapkan alat pemadam kebakaran, alat keselamatan standar, dan persediaan obat-obatan, dan membangun kontruksi rumah tahan terhadap goncangan gempa bumi dengan fondasi yang kuat.

Editor:

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Exit mobile version