Soal Kasus Polio, Kadinkes Mimika: Itu Bukan Kejadian Luar Biasa

waktu baca 3 menit
Kadinkes Mimika Reynold Ubra (Foto: Fachruddin Aji/seputarpapua)

TIMIKA | Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika membantah terjadinya kejadian luar biasa polio.

Kepala Dinkes Mimika Reynold Ubra membenarkan jika pihaknya telah menemukan kasus Lumpuh Layu mendadak pada anak usia 11 tahun di Kampung Jimbi Distrik Kuala Kencana pada 14 Januari 2024 lalu, namun hal itu belum dikatakan sebagai kejadian luar biasa.

“Kondisi saat ini memang ditemukan Kasus lumpuh layu mendadak pada anak usia 11 tahun di Kampung Jimbi, namun belum dikatakan sebagai kejadian luar biasa,” katanya saat dihubungi melalui pesan singkat oleh seputarpapua.com, Jumat (16/2/2024).

Rey menyebutkan, kasus lumpuh layu ini disebabkan oleh Virus Polio tipe 1 atau VDPV 1 berdasarkan pemeriksaan laboratorium pada tanggal 22 Januari 2024.

“Faktor penyebabnya adalah perilaku Buang Air Besar Sembarang ( BABS) dengan kelompok rentan adalah anak-anak terutama yang belum diimunisasi polio yang tinggal di wilayah dengan kondisi lingkungan yang kotor dan perilaku BABS tinggi,” tuturnya.

Reynold memaparkan, upaya yang telah dilakukan Dinkes bersama Dinkes Papua Tengah dan Kemenkes adalah melakukan penyelidikan epidemiologi untuk pengamatan lingkungan pada 200 rumah tangga, dan pengumpulan sampel faeces terutama anak kurang dari 5 tahun untuk memastikan kejadian yang terjadi berpotensi KLB atau tidak, dan masih menunggu hasil laboratorium .

“Yang bisa memberi perlindungan agar tidak ada kasus Polio adalah dengan memberi pelayanan imunisasi polio dan kebersihan lingkungan terutama Tidak Buang Air Besar Sembarangan,” tegasnya.

Rey menjelaskan, cakupan Imunisasi di wilayah tersebut sebenarnya sudah diatas 95 persen, namun apabila hasil pemeriksaan labotatorium ternyata ditemukan 1 kasus lagi, maka akan dilakukan kegaiatan Imunisasi masal polio di wilayah risiko dan daerah sekitarnya.

“Kami berharap agar warga masyarakat menjaga kebersihan lingkungannya dengan tidak buang air sembarangan terutama di sungai tempat mandi dan mencuci serta anak yang belum diimunisasi diberikan layana imunisasi Pilio pada Posyandu atau Puskesmas terdekat,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Obet Tekege mengatakan, pihaknya sedang melakukan pelacakan dan pengumpulan sampel terhadap 200 rumah, selain itu melakukan pengambilan sampel tinja untuk di uji laboratorium di Surabaya.

Selain itu, P2P juga mengambil sampel air tempat anak-anak biasa berenang di Limau Asri dan SP 3 untuk dilakukan uji yang sama.

“Saat ini kami belum bisa menyampaikan apapun karena sedang menunggu hasil lab, nantinya akan ada edaran bupati terkait dengan hal itu,” katanya saat dihubungi seputarpapua.com melalui sambungan telepon.

Obet pun menegaskan terkait adanya pesan berantai yang mengimbau agar memperhatikan anak untuk tidam mandi atau berenang di kali SP 3 dan 5 dan kolam renang adalah disinformasi atau hoaks.

“Jadi informasi yang beredar sementara itu hoaks, karena kami masih menunggu pemeriksaan dari lab baru kami akan informasikan melalui edaran Bupati Mimika,” tegasnya.

Editor:

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version