Upaya Melestarikan Bahasa Sentani di Sekolah

waktu baca 2 menit
Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Kabupaten Jayapura John Wicklif Tegai membuka Bimtek Revitalisasi Bahasa daerah Sentani. (Foto: Firga/Seputarpapua)

JAYAPURA | Sebagai bentuk pelestarian bahasa daerah Sentani yang mulai kurang diminati kaum muda, Balai Bahasa Provinsi Papua menggelar pelatihan guru utama revitalisasi bahasa daerah kepada puluhan guru SD di Kabupaten Jayapura, Rabu (24/4/2024).

Disamping itu, pelatihan guru utama revitalisasi bahasa daerah ini untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru dalam mengajar dan mempromosikan penggunaan bahasa daerah di sekolah.

“Generasi muda sudah mulai meninggalkan penggunaan bahasa Sentani saat mereka berkomunikasi dengan sesama di sekolah. Mereka lebih memilih bahasa yang dimengerti oleh kedua belah pihak dalam hal ini adalah bahasa Melayu,” kata Kepala Sub Bagian Umum Balai Bahasa Papua Yohanes Sanjoko kepada wartawan di Sentani, Rabu (24/4/2024).

Yohanes menyatakan, Tanah Papua memiliki 60 persen bahasa daerah, namun berjalannya waktu penggunaan bahasa daerah mulai berkurang. Bahkan ada bahasa daerah yang punah.

“Ada 718 bahasa daerah di Indonesia, dari jumlah itu ada sekitar 60 persen atau 428 bahasa daerah ada di Tanah Papua. Dengan jumlah bahasa daerah yang banyak ini harusnya kita bangga untuk terus melestarikan nya karena ini adalah warisan budaya untuk kita,” terangnya.

Untuk itu, dirinya berharap agar revitalisasi bahasa daerah ini dapat memberikan wawasan kepada guru dalam memperkuat pengajaran bahasa daerah kepada generasi muda.

“Jumlah bahasa daerah di Kabupaten Jayapura ini sekitar 25 bahasa. Namun jumlah penuturnya mulai berkurang sehingga kita harap guru-guru ini bisa menjadi pemantik atau pelopor penggunaan bahasa daerah di sekolah,” pesannya.

Sementara itu, Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Kabupaten Jayapura John Wicklif Tegai menyebut, bahasa daerah merupakan salah satu budaya masyarakat papua yang harus dijaga dan terus dilestarikan.

“Bahasa daerah itu bagian dari jati diri kita orang Papua. Jangan sampai jati diri itu hilang karena karena bahasa daerah itu punah 15-20 tahun mendatang,” katanya.

Untuk itu dirinya mendorong agar penggunaan bahasa daerah harus dimulai dari rumah hingga lingkungan sekolah.

“Arahan saya mari kita gaungkan bahasa daerah ini dari dunia pendidikan. Lalu kita dorong ke lingkungan rumah atau keluarga. Setiap keluarga wajib mengajarkan anaknya untuk menggunakan bahasa daerah, jangan sampai bahasa daerah ini hilang,” pintanya.

Penulis:
Editor:

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version