5.000 Orang Terdata Mendulang di Area Freeport

Pertemuan Lokakarya Penanganan Ibu dan Anak di Area Pendulangan. (Foto: Anya Fatma/Seputarpapua)
Pertemuan Lokakarya Penanganan Ibu dan Anak di Area Pendulangan. (Foto: Anya Fatma/Seputarpapua)

MIMIKA, Seputarpapua.com | 5.000 orang terdata melakukan aktivitas pendulangan tradisional secara ilegal di area dataran rendah dan dataran tinggi PT Freeport Indonesia (PTFI).

Senior Vice President (VP) Community Development PTFI, Nathan Kum, menjelaskan bahwa sampai saat ini aktivitas pendulangan masih dilakukan masyarakat mulai dari dataran rendah (Low Land) sampai dataran tinggi (High Land) area Freeport.

Aktivitas pendulangan tidak hanya dilakukan oleh laki-laki, tetapi juga ada ibu rumah tangga dan anak-anak. Mereka ikut ke lokasi pendulangan yang tentunya berbahaya bagi kehidupannya.

Untuk itu, Freeport berkolaborasi dengan Pemerintah dan stakeholder terkait khususnya di bidang pendidikan, kesehatan, dan bidang lainnya dalam penanganan ibu dan anak di lokasi pendulangan.

Kolaborasi ini dilakukan dalam Lokakarya Penanganan ibu dan anak di area pendulangan yang dilakukan PTFI, Badan Kesbangpol Mimika, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Paguyuban di Hotel Horison Ultima Timika, Kamis (26/9/2024).

Nathan mengungkapkan, ada sekitar enam atau tujuh lokasi pendulangan. Di dataran tinggi berada di Mile Point 67, Mile Point 72, Utikini lama sampai di wilayah Banti. Sedangkan di dataran rendah, mulai dari Mile Point 50, Mile Point 48 sampai di Mile Point 21.

“Di daerah-daerah itu sekarang ini 4.800 lebih hampir 5.000 orang,” kata Nathan.

Ia menuturkan, perusahaan sendiri sudah menerbitkan pengumuman larangan mendulang di area PT Freeport baik di dataran tinggi maupun dataran rendah, bahkan sudah dipasang di titik-titik pendulangan di area Freeport yang sudah memiliki surat izin dari Pemerintah.

“Sudah ada dilarang di sepanjang area operasi, tetapi masyarakat mereka jalan, kan banyak jalan potong masuk di kali, dengan segala cara mereka masuk,” ungkapnya.

Advertisements

Untuk akses masyarakat mendulang di area Freeport, Nathan mengaku tidak mengetahui pasti. Tetapi menurutnya masyarakat berjalan kaki melewati kali-kali untuk sampai ke area pendulangan.

“Mereka jalan kaki kan banyak jalan tikus. Memang disebut-sebut (naik) mobil tapi kita juga tidak tahu siapa yang bawa,” pungkasnya.

penulis : Anya Fatma
editor : Saldi Hermanto

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan