Cegah Penyebaran ASF di Mimika, Karpet Disinfektan Dipasang di Bandara Mozes Kilangin

waktu baca 2 menit
Petugas Karantina Papua Tengah saat memasang karpet disinfektan pada terminal AVCO milik PT Freeport Indonesia di Bandara Mozes Kilangin, Mimika, Papua Tengah. (Foto: Ist)

TIMIKA | Karantina Papua Tengah memasang karpet disinfektan pada terminal-terminal di Bandara Mozes Kilangin Timika, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah sebagai salah satu upaya untuk menekan penyebaran virus African Swine Fever (ASF).

Karpet disinfektan berguna untuk menghalau penyebaran virus ASF yang kemungkinan terbawa penumpang melalui alas kaki.

Pemasangan karpet dilakukan pada terminal AVCO milik PT Freeport Indonesia (PTFI), terminal UPBU maupun terminal perintis.

Upaya pemasangan karpet disinfektan sebagai tindak lanjut dari surat edaran Plt. Deputi Karantina Hewan tetang Kewaspadaan terhadap Kejadian ASF dan Keputusan Bupati Mimika Nomor 23 tahun 2024 tentang Status Keadaan Darurat Wabah ASF di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.

Ferdi selaku Kepala Balai Karantina Papua Tengah mengatakan, karpet disinfektan ditempatkan pada pintu terminal keberangkatan dan kedatangan penumpang di bandara. Sehingga para penumpang yang masuk maupun keluar ruangan terminal diwajibkan melewati karpet. Dengan begitu virus yang terbawa melalui alas kaki sudah terdisinfeksi.

“Sedangkan untuk barang-barang yang dibawa penumpang, karantina bekerjasama dengan instansi terkait dalam melakukan pemeriksaan. Jadi kalau ada kedapatan barang-barang bawaan yang terkait dengan bahan dari babi maka, langsung ditahan untuk diperiksa,” kata Ferdi, Kamis (29/2/2024).

Kematian ternak babi akibat demam babi Afrika atau virus ASF di Mimika, per hari Senin, 26 Februari 2024 sudah mencapai sebanyak 2.500 ekor.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Keswan) Kabupaten Mimika Sabelina Fitriani menekankan, dengan jumlah kematian yang telah mencapai angka tersebut, para peternak diminta tidak membuang sembarangan bangkai ternak babi yang mati akibat virus ASF.

“Kita masih terus lakukan penguburan di lahan yang telah disiapkan oleh Pemkab Mimika. Jadi saya imbau kepada masyarakat untuk tidak membuang (bangkai babi) sembarangan, karena ada kontak yang mereka (peternak) bisa hubungi terkait penguburan,” kata Sabelina pada Senin, 26 Februari 2024.

Sebab, babi yang mati dan bangkainya jika dibuang, maka risiko penyebaran virus ASF akan semakin tinggi dan sulit untuk memutus rantai penyebarannya.

Berdasarkan data Disnakkeswan Mimika, kematian ternak babi akibat ASF mencapai 200 ekor per harinya.

Penulis:

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version