Dinkes Klaim Angka Stunting Mimika di Bawah Target Nasional

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Reynold Ubra
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Reynold Ubra, saat menjadi narasumber dalam Rembuk Stunting di Mimika, Jumat (29/9/2023). (Foto: Fachruddin Aji/Seputarpapua)

TIMIKA | Presentase angka stunting di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah menurut Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, berada di bawah target angka stunting nasional.

Hal itu disampaikan Kepala Dinkes Kabupaten Mimika Reynold Ubra dalam kegiatan rembuk stunting yang digelar Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Mimika bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Jumat (29/9/2023).

Reynold mengatakan, angka presentase stunting di Mimika adalah 12 persen, sementara angka target nasional adalah 14 persen. Angka tersebut sesuai dengan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan pada tahun 2021-2022.

Hal itu juga diamini oleh Perwakilan Tim INEY Dirjen Bina Bangda Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Regional V, Uty, yang menyebutkan sesuai data Riskesdas angka stunting di Mimika sudah berada di 12 persen atau sudah berada di bawah target nasional. Meskipun data berbeda disampaikan oleh Kementerian Kesehatan melalui hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 yang menyebutkan jika status stunting Mimika tinggi, yakni 33 persen.

“Tetapi kita tidak boleh (berpatokan) dengan angka itu (Riskesdas), intinya bagaimana semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait atau pengampu program percepatan penurunan stunting membuat perencanaan, kemudian melaksanakan kegiatan tersebut di semua lokus (lokasi khusus) prioritas yang telah ditentukan tahun lalu dan tahun 2024 mendatang,” terang Reynold.

Sementara Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinkes Mimika, Lenny Silas mengatakan, menurut data hasil E-PPGBM (Elektronik-Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) per Juni 2023, dari 18.000 balita yang ditimbang, angka stunting di Mimika hanya 7,04 persen.

“Jadi kita berharap setiap bulan balita bisa ditimbang,” kata Lenny.

Ia menerangkan angka kasus stunting cukup merata di Kabupaten Mimika, namun diakuinya ada beberapa kampung yang angkanya tertinggi.

Menurut data Dinkes Mimika per Januari hingga Juni 2023, Kampung Kamoro Jaya adalah kampung dengan kasus stunting tertinggi dengan jumlah 100, diikuti Wonosari Jaya dengan jumlah 80 dan Keakwa sekitar 70. Itu berdasarkan penimbangan balita yang dilakukan.

“Screening (stunting) dilakukan melalui Posyandu dan teman-teman (Puskesmas) setiap bulan memantau pertumbuhan dan perkembangan balita, lewat pengukuran ini mereka akan melaporkan secara real time (kenyataan) melalui E-PPGBM,” tuturnya.

Lenny mengaku adanya rembuk stunting sangat membantu penanganan stunting di Mimika.

Lenny menambahkan, intervensi stunting di Mimika khsusunya yang telah dilaksanakan Dinkes yaitu berupa pemberian vitamin A, pemberian tablet tambah darah kepada remaja putri setiap minggu, kemudian sosialisasi kepada calon ibu (pasangan yang akan menikah), ibu hamil serta setelah bayi lahir atau ibu menyusui, sampai dengan bayi berumur 24 bulan.

Advertisements

 

penulis : Fachruddin Aji
editor : Saldi Hermanto

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan