Kematian Ternak Sapi di Merauke Terus Bertambah Mencapai 210 Ekor*

waktu baca 3 menit
Pejabat Otoritas Veteriner Provinsi Papua Selatan, Rafael H.N. (Foto: Hendrik/Seputarpapua)

MERAUKE, Seputarpapua.com | Jumlah kematian ternak sapi di Merauke, Provinsi Papua Selatan terus bertambah hingga 28 April 2024. Tercatat 210 ekor sapi mati lantaran diserang penyakit. Jumlah tersebut meningkat dari sebelumnya yakni 177 ekor.

Pejabat Otoritas Veteriner Provinsi Papua Selatan, Rafael H mengatakan, hewan ternak yang mati selain sapi juga ternak babi, kuda dan kambing. Jumlahnya kian meningkat.

“Sebelumnya 18 ekor babi mati, sekarang tercatat ada 20 babi dan 12 ekor kambing mati ditambah 1 ekor kuda juga mati,” tutur Rafael kepada awak media di Swiss-belHotel Merauke, Selasa (30/4/2024).

Rafael mengaku pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan sampel untuk mengetahui pasti penyebab kematian ratusan ekor ternak sapi di Merauke.

“Loka Veteriner Jayapura kemarin berada di Merauke dan hari ini kembali untuk membawa sampel ternak sapi dan babi untuk diperiksa di Balai Besar Veteriner Maros, kita harapkan hasilnya segera keluar,” bebernya.

Demi mencegah meluasnya penyebaran penyakit yang menyerang ternak, tim bersama mulai bergerak untuk melakukan pengobatan dan isolasi ternak di daerah wabah.

“Sedangkan untuk daerah yang masih bebas wabah, kita lakukan pemantauan, edukasi dan pengobatan. Selanjutnya akan ada program vaksinasi untuk ternak sapi dan babi,” katanya.

Dia mengimbau warga tak boleh panik berlebihan, namun tetap waspada. Apabila menemukan ternak mati mendadak atau sakit, segera laporkan ke dokter hewan terdekat.

Sebagaimana diberitakan media ini tanggal 17 April 2024 bahwa Dinas Ketahanan Pangan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan Kabupaten Merauke mencatat sebanyak 108 ekor sapi di Merauke mati dalam tiga pekan lantaran diserang gigitan nyamuk. Kemudian meningkat menjadi 177 ekor sapi.

Ratusan ekor lebih sapi itu merupakan ternak milik warga di Distrik Tanah Miring, Semangga, Kurik dan Ulilin. Kematian sapi terbanyak ditemukan di Distrik Tanah Miring yakni berjumlah 75 ekor. Sedangkan sapi lainnya dalam kondisi sakit anemia atau kekurangan darah.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan Kabupaten Merauke, Martha Bayu Wijaya menerangkan, penyebab kematian ternak sapi diduga gigitan nyamuk yang datang di musim hujan.

“Belum diketahui jenis nyamuk yang menggigit ternak sapi warga. Petugas segera turun lapangan mengambil sampel dan melakukan pemeriksaan,” beber Martha Bayu kepada awak media, Selasa (16/4/2024).

Sementara itu, Dokter Hewan Vivin Mirawati menjelaskan, pada umumnya nyamuk menyerang ternak sapi yang tidak berada di kandang dan hanya diikat di ladang atau di hutan.

“Sapi yang diikat di hutan atau ladang diserang nyamuk dalam jumlah banyak menghisap darah dan membuat sapi anemia,” ujar Vivin Mirawati.

“Kita juga sudah lakukan pemeriksaan sapi yang sakit mengecek selaput mata terlihat pucat, itu mengindikasikan sapi kurang darah. Dan saat disembelih tidak mengeluarkan darah yang banyak dan dagingnya pucat,” sambungnya.

Menurut Vivin, kejadian serupa pernah terjadi di tahun 2021, dimana serangan nyamuk menyebabkan sapi di Distrik Kurik dan Malind mengalami kematian yang cukup tinggi.

“Pencegahannya dengan melakukan pengasapan. Kita mengimbau peternak untuk mengandangkan hewan ternaknya untuk menghindari serangan gigitan nyamuk,” imbaunya.

Penulis:
Editor:

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version