Kepala Kampung Beberkan Keberadaan Ekskavator dan Penambangan Ilegal di Wakia

waktu baca 2 menit
Kepala Kampung Wakia, Frederikus Warawarin. (Foto: Fachruddin Aji/Seputarpapua)

TIMIKA, Seputarpapua.com | Kepala Kampung Wakia, Frederikus Warawarin menegaskan bahwa ekskavator yang dilaporkan ikut dibakar di Kampung Wakia, Distrik Mimika Barat Tengah pada Rabu, 28 Agustus 2024, bukan miliknya.

Frederikus Warawarin yang ditemui di kediamannya di Kelurahan Kamoro Jaya, Jumat (30/8/2024), mengaku kalau dirinya tidak memiliki aset alat berat berupa ekskavator, seperti yang diisukan. Bahkan dirinya juga mengaku tidak pernah mendatangkan alat berat yang dimaksudkan ke kampung. Sebab, ekskavator yang ada di Wakia dan melakukan aktivitas penambangan ilegal adalah milik perorangan, bukan juga milik suatu perusahaan.

“Saya tidak punya ekskavator di Kampung Wakia, dan saya tidak pernah cari (datangkan,red) ekskavator ini,” kata Frederikus.

Ia pun mengaku adanya ekskavator milik oknum-oknum pengusaha di Wakia, turut dimanfaatkan oleh pihaknya, sebab terdapat sumber daya alam di wilayah itu. Sumber daya alam yang ada dimanfaatkan untuk membangun kampung seperti misalnya membangun akses jalan.

“Kami manfaatkan sumber daya alam untuk membangun akses jalan juga. Jadi kami manfaatkan alam itu juga untuk kesejahteraan masyarakat berupa akses jalan dari Kampung Kapiraya-Wakia-Wumuka-Wakia Pantai,” terangnya.

Bahkan ia mengungkapkan terdapat enam sampai tujuh unit alat berat jenis ekskavator di wilayahnya, milik oknum pengusaha yang berbeda-beda. Keberadaan ekskavator itu melakukan penambangan ilegal.

Meski demikian, Frederikus mengatakan masuknya pengusaha-pengusaha tersebut juga berkoodinasi dan komunikasi dengan pemerintah kampung setempat.

“Dorang (mereka,red) masuk ini juga berkomunikasi dengan kami selaku pemerintah desa. Namun terakhir perintah pak Kapolres untuk berhentikan, sehingga kami kasih turun (ekskavator) kembali untuk kerja jalan,” ungkapnya.

Namun, Frederikus menyebut ada oknum yang memerintahkan alat-alat berat itu tetap beroperasi di lokasi tambang. Sehingga hal tersebut berimbas pada kejadian pembakaran sejumlah ekskavator oleh sekelompok masyarakat, termasuk rumahnya dan rumah masyarakat lainnya turut dibakar, berikut mobil milik pengusaha tambang ilegal.

“Kondisi saat ini semua masyarakat mengungsi ke pantai dan tidak ada aktivitas manusia di sana. Terakhir kemarin saya antar turun tim keamanan dari Polres Mimika, tapi belum sampai ke kampung, karena ada hal yang harus saya selesaikan sehingga langsung kembali ke Timika. Tetapi hari ini rencana saya akan kembali ke kampung untuk mengecek kondisi di sana,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Kapolres Mimika AKBP I Komang Budiartha juga mengatakan aktivitas penambangan ilegal di Wakia dilakukan oleh perorangan atau individu. Tidak ada suatu perusahaan yang memobilisasi kegiatan tersebut.

“Jelasnya sejak dua minggu yang lalu, sudah tidak ada aktivitas di lokasi pertambangan,” kata Kapolres pads Kamis, 29 Agustus 2024.

Kapolres bahkan menekankan telah memerintahkan para penambang ilegal untuk meninggalkan lokasi penambangan dan lokasi itu ditutup.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Exit mobile version