Pemerintah Targetkan 119.928 Anak di Papua Selatan Disasar PIN Polio

Pemberian vaksin polio secara simbolis oleh Sekda Papua Selatan kepada anak. Foto: Dok Pemrov PPS

MERAUKE, Seputarpapua.com | Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menargetkan sebanyak 119.928 anak di Provinsi Papua Selatan usia 0-7 tahun menjadi sasaran pemberian vaksinasi polio melalui Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio sebagai langkah pencegahan penularan wabah polio di 4 kabupaten se-Provinsi Papua Selatan.

Penularan wabah polio telah berkembang menjadi kejadian luar biasa (KLB) di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Selatan, di mana satu pasien anak terjangkit dan langsung ditangani oleh Dinas Kesehatan Provinsi Papua Selatan.

Menanggapi KLB Polio di Asmat, Direktorat Pengelolaan Imunisasi Kemenkes RI bekerjasama Pemerintah Provinsi Papua mencanangkan PIN Polio secara serentak di 4 kabupaten, yakni Kabupaten Merauke, Mappi, Asmat dan Boven Digoel, Senin (27/5/2024).

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Selatan, dr. Benedicta C. Herlina Rahangiar mengatakan, pencanangan PIN Polio 2024 dilakukan serentak dengan jam dan waktu yang sama di 4 kabupaten di Papua Selatan.

“Di Kabupaten Merauke PIN Polio dilaksanakan di TK Santa Maria Fatimah Kelapa Lima, di Boven Digoel di PAUD Anugerah kilometer 4 Tanah Merah, di Mappi di GOR Jalan Bawape Kepi dan di Asmat dilaksanakan di lapangan Yos Soedarso Agats,” kata Herlina Rahangiar dalam laporannya.

Herlina Rahangiar menyebutkan sasaran pemberian vaksinasi polio di 4 kabupaten se-Papua Selatan masing-masing dirincikan, Kabupaten Merauke 44.956 anak, Asmat 33.146 anak, Mappi 25.760 anak dan Boven Digoel 16.066 anak.

“Di Merauke, PIN Polio diberikan secara simbolis kepada 100 anak dari TK Santa Maria Fatimah dan TK Melati. Selanjutnya pelaksanaan PIN Polio akan dilakukan di setiap fasilitas kesehatan (Puskesmas dan Posyandu,red) yang telah diatur di masing-masing kabupaten,” sebutnya.

Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes RI, dr. Prima Yosephine Berliana Yumiur Hutapea mengatakan Indonesia tergolong negara yang berisiko tinggi terpapar polio. Mengingat, selama pandemi Covid 19 pencapaian cakupan imunisasi polio tidak merata dan target belum maksimal.

Sementara kejadian luar biasa, kata dr. Prima Yosephine, masih terus-menerus dialami di beberapa daerah di Indonesia tahun 2022, mulai dari Aceh, disusul Kalimantan Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur. Kemudian di tahun 2024 ditemukan kasus polio di Papua Tengah, Papua Pegunungan dan Papua Selatan.

“Kita berharap adanya dukungan dan kerja sama semua pihak, sehingga vaksinasi polio di Papua Selatan dapat tercapai dan optimal,” imbuh dr. Prima Yosephine Berliana Yumiur Hutapea.

“Kita sudah mendapatkan sertifikat bebas polio tahun 2014, sekarang kita harus berjuang bersama untuk perjuangkan status bebas polio. Kami putuskan kegiatan tambahan polio PIN selenggarakan total di Indonesia,” sambungnya.

Sementara itu, Sekda Provinsi Papua Selatan, Maddaremmeng mengimbau masyarakat untuk mewaspadai wabah polio dengan melakukan pencegahan melalui vaksinasi pada Pekan Imunisasi Nasional yang digalakkan oleh Pemerintah Pusat melalui Kemenkes RI.

Advertisements

“Intinya bahwa polio ini sangat berbahaya dan kita tangani secara bersama, seperti yang saya sampaikan bahwa 2014 itu kita sudah bebas polio, tapi kenapa kita bisa ada polio lagi? Berarti ada permasalahan mendasar dalam pengelolaan kesehatan kita, termasuk dengan vaksinasi kita yang tidak disiplin,” ungkap Maddaremmeng.

Sekda menyebutkan, pemberian vaksin untuk pencegahan polio harus dilakukan secara rutin dan teratur. Pemerintah Provinsi akan terus menggalakkan program vaksinasi pencegahan polio melalui Dinas Kesehatan Provinsi Papua Selatan dalam rangka mengantisipasi penularan polio pada anak bawah umur.

“Kalau misalnya kita disiplin untuk melakukan vaksinasi, pasti polio bisa kita cegah. Kalau tidak salah kita di Indonesia ini dulu sudah wajib ya, tetanus, polio kalau baru lahir. Nah, makanya mungkin kedepan ini kita harus gencar kembali,” ujarnya.

Advertisements

“Ke depan, di samping kita sukseskan imunisasi, kita ada target 119.928 anak yang harus diimunisasi. Jadi minimal 95 persen kita harus mendapatkan imunisasi lengkap itu sebanyak 4 kali. Kita harus pikirkan bersama cara mengatasi polio. Tokoh agama dan tokoh masyarakat kita minta bantu sosialisasikan dan mengingatkan kepada warga,” ajak Maddaremmeng.

penulis : Hendrik Resi
editor : Saldi Hermanto

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan