MERAUKE, Seputarpapua.com | Konsulat Papua New Guinea (PNG) menyambangi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Selatan guna membahas masalah yang terjadi di perbatasan Republik Indonesia (RI) dengan PNG.
Lawatan pejabat negara tetangga yang berbatasan langsung dengan wilayah Provinsi Papua Selatan, diterima secara resmi Gubernur Papua Selatan melalui Asisten I Setda Papua Selatan, Agustinus Joko Guritno di ruang rapat Kantor Gubernur Papua Selatan, Jalan Trikora, Merauke, Senin (30/9/2024).
Dalam sambutannya, Agustinus Joko Guritno membeberkan beragam permasalahan yang terjadi di perbatasan antara RI dan PNG di Distrik Sota.
Di wilayah itu, menurutnya masih sangat terbuka sehingga pelintas batas tradisional bebas melintas, baik warga dari PNG ke Indonesia maupun sebaliknya dari Indonesia ke PNG.
“Untuk itu ada hal-hal yang perlu dibicarakan bersama dalam pertemuan ini. Aparat yang bertugas di perbatasan bisa memanfaatkan pos-pos yang ada seperti di PLBN Yetepkun dan lainnya, terutama dalam mendata warga pelintas batas,” beber Agustinus Joko Guritno.
“Saat ini banyak masyarakat yang datang ke Indonesia melalui Distrik Sota, Kabupaten Merauke dan sebaliknya. Bahkan ada yang datang berbelanja dan sekolah di Sota,” sambungnya.
Selain itu, lanjut Joko Guritno, masyarakat dari kedua negara, RI maupun PNG, melakukan hubungan bisnis di wilayah perbatasan guna meningkatkan perekonomian khususnya di wilayah Distrik Sota, Kabupaten Merauke.
“Ada hubungan bisnis dari warga di kedua negara itu. Oleh karena itu, perlu kita atur dengan baik supaya sesuai aturan yang berlaku antara kedua negara,” tegasnya.
Dalam pertemuan itu, Agustinus Joko Guritno juga menerima masukan dan saran dari Konsulat PNG melalui pemikiran dan gagasan yang konstruktif, kemudian disamakan persepsinya untuk membangun hubungan baik antar kedua negara.
Sementara itu Konsulat RI Vanimo, Tangkuman Alexander I mengatakan pihaknya sudah memiliki hubungan baik dengan negara Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan kunjungan yang dilaksanakan ke di Indonesia khususnya di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan.
Tangkuman menyebutkan, kunjungan antar kedua negara tetangga ini sudah berlangsung terus-menerus dari tahun 2023-2024 baik Pemerintah Indonesia ke PNG maupun sebaliknya dari PNG ke Indonesia. Kendati demikian, perlu adanya peningkatan hubungan kedua negara.
“Dalam kunjungan-kunjungan yang dilakukan selalu menjadi sorotan terkait perekonomian antar kedua negara. Salah satu sorotan juga adanya beberapa tenaga yang bekerja di wilayah Indonesia,” ungkap Tangkuman.
“Pada prinsipnya hubungan antar PNG-Indonesia didasarkan pada perjanjian tahun 1986, yang intinya saling menghormati termasuk masalah-masalah di wilayah perbatasan,“ lanjutnya.
Konsulat Jenderal PNG untuk Indonesia, Geoffrey L. Wiri DMS (col) menyebutkan, ada tiga provinsi baru di Indonesia yang berbatasan langsung dengan PNG.
“Terkait itu, ini delegasi atau tim terbesar yang melakukan kunjungan ke Indonesia untuk membahas permasalahan diwilayah perbatasan,” sebut Geoffrey.
Perlu diketahui, kunjungan Konsulat PNG ke Indonesia ini juga bertujuan memverifikasi warga yang sedang bekerja di PT Papua Agro Lestari di Kampung Kumaaf, Distrik Ulilin, Kabupaten Merauke.
Selain itu, juga membahas soal anak-anak yang sementara sekolah di Distrik Sota, Merauke.
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis