Tak Ada Uang dan Sarjana Ketika Gereja Berdiri dan Injil Bergema di Tanah Papua

Pdt. Fransina LCh dalam ibadah syukur HUT GKI di Tanah Papua ke-65 melalui ibadah live streaming Gereja GKI Calvaria Angkasapura, Selasa (26/10/2021)
Pdt. Fransina LCh dalam ibadah syukur HUT GKI di Tanah Papua ke-65 melalui ibadah live streaming Gereja GKI Calvaria Angkasapura, Selasa (26/10/2021)

TIMIKA | Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua kini genap berusia 65 tahun sejak didirikan pada 26 Oktober 1956, sebagai hasil pekabaran Injil yang dimulai oleh Ottow dan Geissler sejak 1855.

Ibadah syukur HUT GKI di Tanah Papua, Selasa 26 Oktober 2021, diperingati dengan mengusung tema: ‘Datanglah Kerajaan-Mu’ (Matius 6 : 10a).

Sejumlah gereja di Tanah Papua memperingati hari bersejarah tersebut melalui ibadah, di antaranya Gereja GKI Calvaria Angkasapura, Kota Jayapura, dipimpin Pdt. Fransina LCh dan Mandowen, STh.

Dalam khotbah ibadah live streaming tersebut, Pdt. Fransina mengenang berdirinya Gereja Kristen Injili di Tanah Papua pada 26 Oktober 1956, setelah 101 tahun Zending melakukan Pekabaran Injil.

Ia mengatakan, GKI di Tanah Papua kini  mencapai usia 65 tahun telah menghadapi tantangan dan pergumulan panjang dalam memberitakan Injil. Tahun 1946-1954, adalah masa pembangunan kembali dan persiapan menjadi sebuah gereja mandiri.

Segala harapan terwujud, demikian Pdt. Fransina, dengan dilaksanakannya Sidang Sinode pertama pada 18-28 Oktober 1956 di Gedung Gereja Harapan Abepura.

“Dengan kehendak dan kuasa Allah, maka pada tanggal 26 Oktober 1956 dalam persidangan itu terbentuklah Gereja Kristen Injili Di Nedherland Nieuw Guinea,” tuturnya.

Sejak itu, gereja mengalami empat kali perubahan nama yaitu Gereja Kristen Injili Di Nedherland Nieuw Guinea, kemudian Gereja Kristen Injili Di Irian Barat, Gereja Kristen Injili Di Irian Jaya, dan terakhir Gereja Kristen Injili Di Tanah Papua.

“Sesuai dengan perkembangan sosial politik di Tanah Papua, sehingga sekarang menjadi Gereja Kristen Injili Di Tanah Papua,” kata Pdt. Fransina.

Advertisements

Ia juga mengenang Pdt. Hermanus Mori Musendi pada waktu berdirinya GKI Di Tanah Papua 18 Oktober 1956 yang berkata: “Tidak ada uang dan belum ada sarjana, tetapi semuanya itu tidak menjadi perintang dan alasan bagi berdirinya suatu gereja Tuhan di tanah ini (Papua), Injil Yesus akan terus bergema!”

“Gereja ini berdiri di atas alas para Rasul dan Nabi dengan Yesus Kristus sebagai batu penjurunya. Memang, dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang dengan berkat Tuhan, kamu adalah terang di dalam Tuhan, sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,” ucapnya.

editor : Aditra

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan