Tolak Rencana Transmigrasi ke Papua Puluhan OAP di Mimika Gelar Doa Bersama

waktu baca 3 menit
Puluhan OAP yang melakukan Doa di tempat yang digelar di Pelataran Gereja Kingmi Jemaat Bahtera, Jalan C Heatubun, sebagai bentuk aksi penolakan rencana transmigrasi oleh Pemerintah Pusat. (Foto: Fachruddin Aji/Seputarpapua)

MIMIKA, Seputarpapua.com | Puluhan Orang Asli Papua (OAP) di Mimika, Papua Tengah menolak rencana transmigrasi yang dicanangkan Pemerintah pusat.

Penolakan tersebut diwujudkan dengan aksi doa ditempat dengan tema Papua Tanah Injil, Papua Tidak Ada Tanah Kosong, Papua Diisi oleh Masyarakat Tujuh Wilayah Adat yang digelar di Pelataran Gereja Kemah Injil (Kingmi) Jemaat Bahtera, Jalan C Heatubun, Jumat (15/11/2024).

Ketua Biro Keadilan dan Perdamaian Gereja Kingmi Klasis Mimika Pdt Beni Kayame mengatakan program transmigrasi merupakan hal yang berbahaya dan bencana bagi Papua. 

“Program transmigrasi baik lokal maupun nasional, itu cara-cara pencuri, Tuhan Yesus bilang jangan mencuri, semua orang harus mematuhi,” ungkapnya dalam pidato yang disampaikannya.

Pdt Beni melanjutkan, tapal batas wilayah adat adalah pemberian Tuhan sebagai identitas di Papua.

“Tanah ini milik adat, hukum adat adalah hukum Tuhan,” tegasnya.

Pdt Beni menyebutkan, keadilan dan nilai manusia saat ini sudah hilang dari tanah Papua, sehingga ia memenekankan kepada pemerintah untuk jangan menambah persoalan dengan merencanakan program transmigrasi.

“Papua tidak pernah meminta transmigrasi lokal dan nasional, Papua ingin hidup damai. Kami Orang Papua menolak transmigrasi itu,” tegasnya. 

Pdt Beni menambahkan, aksi doa di tempat dalam rangka menolak rencana program transmigrasi oleh pemerintah pusat yang mereka gelar juga merupakan bentuk dukungan seruan serupa yang ditegaskan Dewan Gereja Papua.

Pemuda gereja GKI Alex Krisifu juga menyerukan penolakan transmigrasi lokal maupun nasional di Tanah Papua. 

“Selaku perwakilan pemuda, kami menolak rencana transmigrasi oleh pemerintah, Papua bukan tanah kosong,” ungkapnya.

Sementara itu, saat ditemui di Kantor Polsek Mimika Baru, Kabag Ops Polres Mimika AKP Sajuri mengaku sebelumnya aksi itu direncanakan di Kantor DPRD Mimika, namun kegiatan diarahkan hanya untuk dilakukan di dalam gereja.

“Sesuai penyampaian Kasat Intel Polres Mimika, (aksi) sudah dikondisikan tidak boleh kegiatan di luar gereja, cukup di gereja saja ibadah,” ujarnya. 

Kata AKP Sajuri, tokoh penggerak aksi telah didatangi satu persatu dan mereka sepakat menggelar ibadah tanpa melakukan aksi yang menurut rencana digelar di Kantor DPRD Mimika.

“Penyelenggara aksi pun tak memasukkan surat pemberitahuan ke polisi, kemudian kekuatan massanya hanya sekitar lima puluhan saja, tidak sampai ratusan, jadi kami arahkan gelar doa, sementara anggota kepolisian juga bersiaga di Kantor Polsek Mimika Baru yang kebetulan di depan lokasi pelaksanaan doa,” tuturnya.

Dilansir dari Antara, Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman memastikan bahwa tidak akan ada program perpindahan penduduk dari luar wilayah Papua ke wilayah Papua.

Untuk wilayah Papua, Ia menjelaskan Kementerian Transmigrasi akan fokus terhadap program revitalisasi 10 kawasan transmigrasi di kawasan itu, utamanya empat kawasan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

“Tidak ada perpindahan penduduk dari luar Papua ke Papua. Saya ulangi, tidak ada perpindahan penduduk dari luar Papua ke Papua. Jadi, fokusnya revitalisasi dan fokusnya juga itu adalah transmigrasi lokal jika dibutuhkan,” ujarnya.

Editor:

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Exit mobile version