UPBU Mozes Kilangin Timika Gelar Rapat Komite Keamanan Bandara
TIMIKA, Seputarpapua.com | Unit Penyelenggara Bandara Udara (UPBU) Mozes Kilangin Timika menggelar rapat komite keamanan kebandarudaraan.
Tujuan rapat ini untuk menjamin keamanan dan mengantisipasi terhadap keadaan darurat bersekala kecil.
Rapat yang digelar di Swiss-Belinn Timika, Sabtu (1/6/2024) tersebut juga dilakukan pelatihan keadaan darurat keamanan skala kecil (tabletop exercise).
Kepala UPBU Mozes Kilangin Timika, Asep Soekarjo dalam sambutannya mengatakan, berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang penerbangan menerangkan bahwa untuk wilayah kebandarudaraan harus ada komite keamanan.
Hal ini merupakan turunan dari airport security program (ASP) yang harus mencantumkan komite keamanan.
“Komite keamanan itu diperlukan, karena sekarang ini bandara sebagai pemanis. Dalam arti, segala sesuatu pasti mengarahnya ke bandara,” kata Soekarjo.
Misalnya, kalau ada sesuatu yang tidak puas, apakah itu kebijakan atau lainnya, tidak menutup kemungkinan ada pihak-pihak yang ingin menguasai bandara.
“Penguasaan bandara dikarenakan segala sesuatu yang berhubungan transportasi dan paling nyaman adalah bandara,” katanya.
Apabila terjadi sesuatu terhadap bandara, maka dunia internasional akan mengetahui dan akan menjadi sorotan dunia.
“Seperti bandara tanah merah ada pemalangan, negara di Vanuatu mengetahui,” ujarnya.
Selain itu, bandara bagi pihak keamanan adalah obyek vital nasional (Obvitnas). Ditambah pergerakan orang dan barang yang tercepat adalah melalui bandara. Sehingga kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, maka bandara akan diamankan terlebih dahulu.
“Karenanya perlu dibentuk komite keamanan bandara, agar mengerti tugas dan tanggungjawabnya apabila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.
Danlanud Yohanis Kapiyau, Letkol Pnb Kamto Adi Saputra mengatakan, pihaknya ikut terlibat dalam pengamanan bandara. Sehingga apabila terjadi kontijensi atau bandara lumpuh, maka yang pertama kali mengambil kewenangan adalah Lanud Yohanis Kapiyau sebagai penanggungjawab dan pertahanan.
Karenanya, perlu dibicarakan prosedur yang akan digunakan apabila terjadi sesuatu hal.
“Ya kami harap tidak terjadi hal yang tidak diinginkan di bandara. Tapi kalaupun terjadi, sudah ada SOP yang harus dijalankan. Sehingga mudah untuk melakukan koordinasi. Kalau nanti keamanan sudah terkendali, maka dikembalikan kepada pihak bandara,” katanya.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis