Menteri Yohana Yembise Buka Sidang Sinode AM GPdI Papua
TIMIKA | Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Prof. DR. Yohana Susana Yembise DIP., secara resmi membuka Sidang Majelis Angkatan Muda (AM) Gereja Protestan di Indonesia (GPdI) Papua, di Gereja Tiberias, Jalan C Heatubun, Timika, Minggu (5/11/2017).
Acara ini dihadiri oleh Asisten III Sekretariat Daerah Mimika Kristian Karubaba, Ketua Badan Pekerja Sinode GPdI Papua, Ketua Klasis Timika GPI, Michael Manufandu, Kepala BP3AKB, Kepala Dinas Koperasi dan Ekonomi Kreatif Mimika Cherly Lumenta, Kepala Dinas Perhubungan Jhon Rettob, serta Forkopimda Kabupaten Mimika.
Yohana dalam sambutannya mengatakan, perempuan dan anak merupakan pilar utama suatu bangsa. Akan tetapi, angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Indonesia dan Papua secara khusus sangat tinggi.
Ia mengajak gereja-gereja untuk bersama-sama bekerja dengan pemerintah melakukan sosialisasi advokasi dan edukasi kepada masyarakat yang dimulai dari anggota jemaat gereja.
“Gereja harus membantu pemerintah untuk melakukan perlindungan, harus bisa menjadi lilin sebagai penerang, sehingga kekerasan terhadap perempuan dan anak menurun,” kata Yohana.
“Gereja harus berani membuat perubahan, dimulai dari anggota jemaat pasti akan menyebauas ke masyarakat,” tambah Yohana.
Ketua Panitia Sidang Majelis AM GPdI, Arnold Lolkary dalam laporannya menyampaikan, sidang bertujuan untuk mengevaluasi program-program dari 12 gereja protestan di Indonesia ini akan berlangsung sampai dengan tanggal 9 November 2017.
“Kegiatan ini berkaitan dengan perayaan dan renungan 500 tahun reformasi gereja sedunia,” kata Arnold.
Ia juga menyampaikan sekaligus mengusulkan kepada Menteri Yohana, bahwa Papua akan melaksanakan sidang sinode tahunan pada Januari 2018 mendatang dan berencana untuk mengundang Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk secara resmi membuka sidang tersebut.
Sementara itu, Kristian Karubaba mewakili Bupati Mimika Eltinus Omaleng dalam sambutannya mengatakan, umat Kristiani diajarkan untuk selalu menjaga hubungan baik dengan sesama maupun pemeluk agama lain dan juga menjaga sikap toleransi antara sesama sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya.
Kekacauan dan permasalahan-permasalahan yang terjadi akhir-akhir Ini kemungkinan besar tidak akan terjadi apabila ajaran-ajaran tersebut ditelan dapat diteladani dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
“Sebagai umat Kristen kita berkewajiban untuk menjaga silaturahmi dengan siapa saja tanpa melihat perbedaan suku, bangsa maupun agama,” kata Kristian.
Ia menuturkan, untuk menunjang pembangunan sumber daya manusia yang memiliki keimanan dan ketaqwaan yang kuat, Sidang Majelis Sinode AM GPdI ini diharapkan bisa menghasilkan program kerja yang menggereja dan memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun secara umum.
“Semoga dengan keharmonisan hidup yang terjalin antar umat beragama di daerah kita ini dapat mewujudkan kesejahteraan lahir batin, yang mana Jemaat GPdi bisa menjadi salah satu ujung tombak dalam menciptakannya,” jelas Kristian. (Nft/SP)
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis