MERAUKE | Danrem 174/ATW Kolonel Infanteri Agus Widodo memimpin upacara penerimaan 900 prajurit TNI Satgas Pamtas RI-PNG Yonif RK 111/Karma Bakti, dan Yonif 726/Tamalatea Kolakopsrem 174, Kamis (3/2023) di Pelabuhan Laut Merauke, Papua Selatan.
Batalyon Infanteri Raider Khusus 111/Karma Bhakti berasal dari Kodam Iskandar Muda Aceh mengantikan Batalyon Infanteri 725/Woroagi yang berada di Kabupaten Boven Digoel.
Sedangkan, Batalyon Infanteri 726/Tamalatea dari Kodam XVII/Hasanudin mengantikan Batalyon Infanteri 511/Dibyatara Yodha yang telah melaksanakan tugas di Merauke.
“Selamat datang kepada satuan pengganti dalam rangka membantu Kodam XVll/Cenderawasih untuk melaksanakan tugas operasi pengamanan di perbatasan wilayah RI-PNG,” ucap Brugjen Inf Agus.
Dikatakan, pengamanan perbatasan wilayah darat bersifat strategis dan merupakan salah satu tugas TNI AD dalam melaksanakan operasi militer selain perang, sebagaimana tercantum dalam UU RI nomor 34 tahun 2004.
“Tugas ini merupakan kepercayaan yang diberikan negara dan patut disyukuri, karena kalian melaksanakan tugas yang merupakan wujud bakti terhadap rakyat, bangsa dan negara,” ungkap Brigjen Inf Agus.
Dalam melaksanakan tugas, personel Satgas harus menjadi prajurit Anim Ti Waninggap, yang artinya kami adalah saudara yang baik, yang bertakwa, profesional, disiplin, humanis dan memiliki loyalitas, moralitas dan integritas dalam setiap tugas yang dilaksanakan.
Danrem juga menekankan, seluruh prajurit pedomani semua prosedur yang telah ditetapkan dari komando atas.
Lanjut dikatakan, wilayah perbatasan RI-PNG memiliki panjang kurang lebih 780 Km memanjang dari Skow sebelah utara, membujur ke selatan sampai dengan muara sungai daerah Torasi, dengan kondisi medan yang pada umumnya hutan belantara, rawa dan sungai sehingga sulit untuk dijangkau.
Wilayah tersebut memiliki kerawanan yang cukup tinggi, diantaranya sering digunakan sebagai daerah penyelaman atau basis operasi kelompok-kelompok yang berseberangan dengan pemerintah RI, dan tentu melakukan berbagai tindakan kriminal maupun tindakan yang dapat merusak keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Parameter keberhasilan dalam pelaksanaan tugas adalah tidak ada korban dan tidak adanya pelanggaran yang dilakukan oleh personel Satgas, serta antusiasme masyarakat dalam mendukung pembangunan di wilayah masing-masing.”
Untuk menunjukkan keberhasilan dalam melaksanakan tugas, Kolonel Inf Agus berpesan, yaitu prajurit harus dapat mengendalikan diri dalam situasi apapun di medan tugas, ikuti setiap perkembangan di daerah operasi dan tidak terprovokasi untuk melakukan tindakan yang merugikan satuan.
Kemudian, jaga martabat dan kehormatan satuan dengan tetap menghindari segala bentuk pelanggan, jaga fisik dan kesehatan serta utamakan faktor keamanan dan keselamatan prajurit dalam setiap kegiatan. Serta pedomani sapta marga, sumpah prajurit dan delapan wajib TNI dalam setiap aktivitas.
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis