Hentikan Penyebaran ASF, Kadistrik Wania Imbau Peternak di Wilayahnya Tak Membuang Bangkai Babi

waktu baca 2 menit
Tampak bangkai hewan ternak babi diduga mati akibat vurus ASF dibuang orang tak dikenal di kali atau aliran sungai di Mimika, Papua Tengah. (Foto: Ist)

TIMIKA | Kepala Distrik (Kadistrik) Wania, Mathius Sedan, menekankan kepada peternak yang ada di wilayah Distrik Wania untuk tidak membuang sembarangan bangkai babi yang terdampak penyakit demam babi Afrika atau virus African Swine Fever (ASF).

Ia mengatakan, peternak babi tidak boleh membuang bangkai babi di tempat-tempat seperti sungai, aliran sungai, maupun lokasi lainnya demi menghentikan penularan virus ASF atau penyakit demam babi Afrika.

Peternak harus mengikuti apa yang telah dianjurkan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Kabupaten Mimika, yakni, bangkai babi harus dikubur.

“Nah diharapkan ternak yang kena virus jangan dibuang sembarangan, tetapi harus dikubur,” tegas Mathius saat ditemui wartawan di Hotel Horison Ultima Timika, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Rabu (6/3/2024).

Ia mengaku peternak di wilayahnya sempat menemui kendala untuk membuang bangkai babi, lantaran lokasi penguburan lama yang disediakan pemerintah telah ditutup akibat komplain dari masyarakat. Namun, pihaknya sudah mendengar informasi terbaru bahwa Pemkab Mimika telah menyiapkan lahan baru untuk penguburan bangkai babi.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Disnakkeswan Mimika drh. Sabelina Fitriani menyampaikan pihaknya telah menemukan lokasi baru untuk penguburan bangkai babi akibat ASF.

“Lahan baru sudah ada,” kata Sabelina pada Senin, 4 Maret 2024.

Menurutnya, membuang bangkai babi akibat ASF sembarangan seperti di sungai maupun semak-semak, akan lebih berdampak buruk terhadap masyarakat dan juga lingkungan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Exit mobile version