TIMIKA | Kematian ternak babi akibat demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, per hari Senin (26/2/2024) telah mencapai 2.500 ekor.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Kabupaten Mimika Sabelina Fitriani saat ditemui wartawan di kantornya.
Sabelina menekankan, dengan jumlah kematian yang telah mencapai angka di atas, peternak diminta tidak membuang bangkai ternak babi yang mati akibat virus tersebut.
“Kita masih terus lakukan penguburan di lahan yang telah disiapkan oleh Pemkab Mimika. Jadi saya imbau kepada masyarakat untuk tidak membuang (bangkai babi) sembarangan, karena ada kontak yang mereka bisa hubungi terkait penguburan,” katanya.
Sabelina menerangkan, apabila babi mati dan bangkainya dibuang, maka risiko penyebaran virus ASF akan semakin tinggi dan sulit untuk memutus rantai penyebarannya.
“Pemkab kan telah melakukan penguburan, ini tidak akan habis-habis kalau masyarakat membuang bangkai babi sembarangan,” terangnya.
Berdasarkan data, Sabelina menyebut bahwa kematian ternak babi akibat ASF mencapai 200 ekor per harinya.
Disnakkeswan Mimika hingga kini masih melakukan langkah pencegahan dan pemutusan rantai penyebaran virus ASF dengan terus menyalurkan serum ScoVet, vitamin dan vaksin Hog Cholera serta disinfektan gratis bagi peternak. Pun begitu, serum dan vitamin serta disinfektan saat ini sedang kosong dan masih proses pengadaan, namun Sabelina memastikan dalam minggu ini sudah tersedia kembali.
“Stok serum habis, tapi kita proses pengadan menunggu di Surabaya sedang proses produksi lagi, karena di sana habis, kita masih tunggu. Tapi kita pastikan dalam minggu ini vitamin, serum dan disinfektan sudah tersedia,” paparnya.
Sabelina menambahkan, pihaknya selama merebaknya ASF telah membuka posko di Kantor Disnakkeswan untuk pengambilan serum, vaksin dan disinfektan secara gratis.
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis