Mengenal Ardiles Rumbiak, Putra Papua yang Menolak Jadi Pelatih Tim Besar untuk PFA

Kepala Pelatih Papua Footbal Academy (PFA), Ardiles Rumbiak. (Foto: Anya Fatma/Seputarpapua)
Kepala Pelatih Papua Footbal Academy (PFA), Ardiles Rumbiak. (Foto: Anya Fatma/Seputarpapua)

“Karena ini mimpi saya dan pegumuluan saya untuk bagaimana bisa mengubah anak Papua dari sepak bola,” begitu kata pria yang memiliki tinggi 1,72 meter.

Keinginannya menciptakan anak-anak Papua yang handal di dunia sepak bola membawa dia kini menjadi head coach (pelatih kepala) di Papua Footbal Academy (PFA) yang didanai PT Freeport Indonesia.

Di PFA, ada 30 anak yang diseleksi dari tiga kota, yakni Timika, Jayapura dan Merauke saat ini sedang dibina dan dilatih menjadi pesepakbola handal.

Dia adalah Ardiles Rumbiak, pria kelahiran Biak, 1 Mei 1986.

Ardiles memulai debutnya di dunia sepak bola sejak duduk di kelas 3 SMP. Tepatnya di SMP Negeri 2 Mimika.

Waktu itu, Ardiles menjadi pemain terbaik pada ajang Bupati Cup.

“Saya suka bola dari masih kelas 4 SD di SD Tiga Raja Timika. Mulai kenal bola dari Timika,” kata Ardiles saat diwawancara di sela pertandingan di Mimika Sport Compleks, Sabtu (26/3/2023).

Sejak saat itu, pria yang kini berusia 37 tahun kemudian masuk PPLP Diklat Papua di Jayapura.

Setelahnya, Ardiles mulai ikut Persipura 15 tahun berjenjang ke 18 tahun dan masuk Persipura senior di tahun 2005.

Advertisements

“Persipura main tahun 2005 sampai 2010 sekitar 5 sampai 6 musim di Persipura,” kenangnya.

Dia juga berhasil membawa Persipura menjuarai Divisi Utama dan Liga Super Indonesia.

Dari Persipura, anak dari pasangan Yoram Rumbiak dan Margaretha Randongkir ini pindah ke Sriwijaya Fc dan bermain untuk satu musim.

Mempunyai pengalaman di tim besar, Ardiles lalu dipercayakan menjadi pelatih di Persewa Waropen dan Persemi Mimika.

Tidak hanya menjadi pelatih di Papua, dia juga dipercayakan menjadi pelatih di Belitung FC (Bangka Belitung).

Kini, ia menjadi kepala pelatih di Papua Footbal Academy yang adalah sekolah bola yang didukung penuh oleh PT Freeport Indonesia.

Advertisements

Ia pertama kali dihubungi oleh Rizky Aidi dari Manajemen PFA yang meminta kesediaannya untuk melihat anak-anak Papua.

Karena ini memang salah satu mimpinya, Ardiles langsung menyetujui permintaan untuk menjadi pelatih di PFA.

Selain permintaan di PFA, dia juga ditawari untuk menjadi pelatih di beberapa tim besar lain di Indonesia.

“Karena memang banyak tawaran dari beberapa tim level atas, tapi saya lebih memilih untuk melatih anak-anak di Papua,” ungkapnya haru.

Menjadi pelatih tentu berbeda dengan saat dulu menjadi pemain.

Menjadi pemain kata dia bagaimana mengikuti instruksi dari pelatih.

Sedangkan menjadi pelatih, bagaimana bisa membentuk satu pemain secara individu secara mental dan fisik dan juga taktik bermain di lapangan secara individu, grup maupun tim.

Advertisements

Sejak PFA diresmikan oleh Presiden Jokowi pada Agustus 2022 lalu di Jayapura, Ardiles mengungkap ada progres yang cukup baik dari anak-anak di PFA.

“Sudah 8 bulan puji Tuhan perkembangan mereka sangat baik terutama teknik, mental dan mindset. Mindset yang utama baru bagaimana kita bentuk permainan mereka di lapangan,“ terangnya.

Kehadiran PFA kata dia adalah harapan besar dan membawa dampak positif untuk anak-anak Papua.

Anak-anak usia dini tentu punya harapan bisa mendapat peluang untuk bisa masik ke PFA agar bisa berlatih bola dan bersekolah dengan baik.

“Dan bisa bentuk mental karakter mereka. Dampak positif berdirinya PFA yang didukung PT Freeport Indonesia ini akan mengubah Papua di 5 sampai 10 tahun kedepan,” pungkasnya.

Direktur PFA, Pikal Wolfgang pada kesempatan yang sama mengakui kemampuan Ardiles Rumbiak sebagai pesepak bola.

“Menurut saya Coach Ardilles itu satu pelatih yang ful potensinya, dan dia kelihatannya bisa mejadi pelatih hebat,” ungkap Wolfgang.

Punya background (latar belakang) sebagai pemain menjadikannya kini kepala pelatih di PFA.

Wolfgang mengungkap, bekerja bersama Ardiles selama 8 bulan terakhir, ia mengaku sangat menyukai cara kerjanya karena memiliki sifat dan sikap yang baik serta pekerja keras.

“Dia mau belajar, dia buka-buka otak untuk dapat idea baru supaya dia bisa berkembang dan mengembangkan anak-anak di PFA,” ungkap mantan asisten pelatih Timnas Senior.

“Dan mudah-mudahan tahun depan dia naik lagi untuk naikin lisensi dia lagi ke AFC pro lisence,” tambahnya.

Pria asal Austria ini terus memuji kemampuan Ardiles dalam melatih anak-anak di PFA.

Menurutnya, Ardiles bisa menyeimbangkan antara keras, disiplin dan juga empati ke anak-anak.

Ini penting diterapkan di akademi sepak bola.

“Kita harus tahu kapan kita keras, kapan kita agak lembut atau dekat dengan pemain. Dan cara Ardiles menurut saya sudah sangat bagus,” tuturnya.

Selain mempunyai harapan untuk Ardiles untuk kenaikan lisensinya, Wolfgang juga mempunyai harapan besar untuk anak-anak Papua di PFA.

“Dengan kehadiran PFA ini mungkin kedepannya bisa itu harapan lebih banyak pemain-main di liga 1 Indonesia, lebih banyak pemain Papua main di Timnas Indonesia,” pungkasnya.

Sedangkan, Program Officer PFA, Rizky Aidi mengungkap Ardiles adalah rol model yang dirasa baik untuk dicontoh oleh anak-anak.

Mempunyai jenjang pendidikan bola yang baik mulai PPLP, Persipura junior, Persipura senior dan bermain di Sriwijaya Fc ini menjadi nilai plus untuk Ardiles dibanding pemain Papua lainnya.

Diakhir kariernya, meskipun telah mendapatkan hadiah sebagai ASN saat memenangkan tim Persipura Jayapura, dia tetap berniat untuk menyelesaikan kuliahnya.

Apalagi setelah pensiun, Ardiles memutuskan untuk masuk ke dunia pelatihan ini juga sangat baik.

“Menurut saya dia (Ardiles) benar-benar ideal rol model,” katanya.

 

penulis : Anya Fatma

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan