OPM Klaim Bunuh Seorang Kepala Kampung di Pegunungan Bintang

TIMIKA | Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang merupakan sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali berulah dengan membunuh seorang Kepala Kampung di Kampung Modusit, Distrik Serambakon, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan pada Senin, 8 April 2024.

Juru Bicara (Jubir) TPNPB – OPM, Sebby Sambom mengungkapkan, kepala kampung yang dibunuh mereka duga merupakan mata-mata dari aparat keamanan Indonesia.

“Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB telah terima laporan resmi dari panglima TPNPB wilayah Pegunungan Bintang, Ananias Ati Mimin dan pasukannya yang mengatakan telah membunuh kepala kampung Timo Kasipmabin,” kata Sebby dalam keterangannya kepada media ini, Selasa (9/4/2024).

Sebby menegaskan apa yang dilakukan TPNPB wilayah Pegunungan Bintang merupakan peringatan keras kepada seluruh orang asli Papua (OAP) agar tidak menjadi mata-mata atau menjual informasi tentang pejuang kemerdekaan Papua kepada aparat keamanan.

“Ini merupakan peringatan keras kepada semua OAP yang jadi agen TNI atau Polri kemudian jual (informasi soal) pejuang TPNPB dan juga semua pejuang kemerdekaan,” tegasnya.

Ia menambahkan, apabila peringatan ini tidak diindahkan maka, ia memastikan OAP yang menjadi agen atau menjual informasi akan menjadi target mereka dan mengalami hal serupa.

“Mulai hari ini kami sampaikan kepada semua OAP untuk stop jadi agen TNI atau Polri, dan ini adalah hukum revolusi, yaitu sebelum lawan musuh, mata-mata harus dibersihkan dulu, karena agen musuh membahayakan pejuang kemerdekaan,” katanya.

Sementara itu, Kepala Operasi (Kaops) Satgas Damai Cartenz Kombes Pol Faizal Ramadhani yang dikonfirmasi menyebut bahwa aparat keamanan sedang menuju lokasi keajdian ini untuk mengecek kebenaran kejadian tersebut.

“Anggota sedang ke TKP untuk memastikannya,” ujarnya singkat.

Senada, Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Papua Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo menyebut kepolisian sedang menyelidiki hal itu. “Sedang diselidiki,” katanya.

penulis : Fachruddin Aji

editor : Saldi Hermanto