Rayakan Waisak 2568 BE, Umat Buddha Merauke Diminta Jaga Keharmonisan

waktu baca 2 menit
Prosesi peringatan Hari Raya Waisak 2568 BE/2024 di Wihara Arya Dharma Jaya, Mopah Lama, Merauke, Kamis (24/5/2024). (Foto: Hendrik/Seputarpapua)

MERAUKE, Seputarpapua.com | Umat Buddha di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan diminta untuk menciptakan dan menjaga keharmonisan berbangsa dan bermasyakat dalam praktik seluruh hidup sehari-hari.

Keharmonisan merupakan pedoman hidup berdampingan dalam berbangsa dan bernegara, sehingga masyarakat Merauke Papua Selatan yang memiliki keberagaman etnis, budaya, agama, adat istiadat, ras dan golongan, keharmonisan menjadi unsur penting mewujudkan toleransi, kerukunan, persatuan dan kesatuan.

Demikian pesan Romo Pandita, Eko Purwanto dalam khotbahnya pada Hari Raya Waisak 2568 BE yang berlangsung di Wihara Arya Dharma Jaya, Mopah Lama, Merauke, Rabu (23/5/2024).

Dalam khotbah, Romo Pandita Eko Purwanto mengingatkan Hari Raya Waisak merupakan momen religi yang memperingati Tri Suci Waisak yakni kelahiran Buddha Satwa Siddhartha Gautama, Siddhartha Gautama menjadi Buddha dan Buddha Mahaparinibanna.

“Jadi, tiga peristiwa penting yang kita peringati dan terjadi di bulan Waisak. Tujuan kita memperingati Hari Raya Waisak ini, kita mengenang kembali Guru Agung junjungan kita tentang ajaran kebenaran yang membawa pembebasan akhir atau kebahagiaan tertinggi,” kata Pandita Eko Purwanto.

“Nah, tema Waisak tahun ini adalah keharmonisan merupakan pedoman hidup berdampingan berbangsa. Kita diharapkan hidup berdampingan dalam keberagaman. Kita harus miliki rasa toleransi dan tenggang rasa terhadap keberagaman itu, menghargai dan menghormati untuk menjaga kebersamaan dalam perbedaan itu sendiri,” pesannya.

Ia mengajak umat Buddha tetap menjaga kerukunan dan persatuan di tengah keberagaman masyarakat Merauke, Papua Selatan, terutama menjelang pesta demokrasi Pilkada Gubernur dan Bupati yang akan dilaksanakan 27 November 2024.

“Sebentar lagi kan ada Pilkada, harapan saya kita harus menjaga persatuan dan kesatuan. Pilihan boleh berbeda, tetapi kita itu satu keluarga. Kita harus tetap jaga kerukunan dan perdamaian,” ujar Pandita Eko Purwanto.

“Saya tekankan dalam kehidupan sehari-hari, kita harus tetap menjaga kerukunan, saling membantu dan menghargai orang lain. Jadi keharmonisan itulah sebagai fondasi dasar kita untuk menuju persatuan dan kesatuan.

Sementara itu, Ketua Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) Wilayah Merauke, Ameng mengatakan, inti pesan perayaan Waisak adalah keharmonisan dan kedamaian, terjaganya kerukunan dengan baik, hidup bahagia.

“Pesan dari Guru Agung kita Buddha Siddhartha Gautama itu lebih ke semua makhluk. Jadi tidak hanya kita sebagai manusia, semua makhluk baik yang kelihatan maupun tak kelihatan, semoga semuanya dalam keadaan bahagia,” pungkasnya.

Penulis:

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Exit mobile version