Rendahnya Pemberdayaan Perempuan dan Anak di Papua, MRP: Faktor Ekonomi dan Pendidikan

Suasana dialog Menteri PPPA dengan MRP (Foto: Vidi/Seputapapua)

JAYAPURA, Seputarpapua.com | Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua lebih fokus terhadap peningkatan pembangunan gender serta pemberdayaan perempuan dan anak.

Hal itu lantaran berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Pembangunan Gender Provinsi Papua 81,64 atau berada di bawah rata-rata nasional yakni 91,85. Sementara Indeks Ketimpangan Gender untuk Papua 0,518 berada di atas rata-rata nasional yang berada di kisaran 0,447.

“Persoalan ini diperlukan komitmen bersama untuk menyelesaikan permasalah-permasalahan terkait perempuan dan anak di Papua. Persoalan ini tidak bisa berjalan sendiri, perlu kerja sama dan perhatian semua pihak,” kata Menteri PPPA, Bintang Puspayoga saat berdialog bersama Pokja Perempuan pada MRP Provinsi Papua di Kota Jayapura, Senin (22/7/2024).

Dia berharap dengan adanya Undang-undang Otonomi Khusus (Otsus) bisa digunakan MRP Pokja Perempuan untuk kepentingan perempuan dan anak. Sehingga bisa terwujud kemandirian terhadap peningkatan dan pemberdayaan di Papua.

“Ada Undang-Undang Otsus Nomor 2 tahun 2021, sebenarnya telah memberikan kewenangan luar biasa bagi MRP. Ini yang harus diimplementasikan untuk memperjuangkan isu perempuan dan anak di Papua,” tegasnya.

Sementara Ketua MRP Papua, Nerlince Wamuar Rollo mengatakan bahwa ekonomi dan pendidikan menjadi faktor menentukan dalam tingkatkan pembangunan gender dan memperbaiki kualitas pemberdayaan perempuan dan anak.

“Karena ekonomi, banyak perempuan mengalami kekerasan dan tinggi stunting karena kurangnya perhatian dari suami yang bertanggung jawab, hanya istri yang mengurus anak,” ungkap Rollo.

Selain itu, pendidikan juga perlu menjadi perhatian karena tingginya angka putus sekolah bagi anak perempuan.

“Terutama di tingkat kampung dan perkawinan anak yang tidak terkontrol karena adat dan budaya juga, kurangnya pendidikan karena juga akses sulit di Papua,” pungkasnya.

penulis : Vidi
editor : Saldi Hermanto

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan