Swiss-Belinn Timika Buka Puasa Bersama Anak Panti Asuhan Laskar Pelangi

Foto bersama staf dan manajemen Swiss-Belinn Timika bersama anak-anak Panti Asuhan Laskar Pelangi. (Foto: Mujiono/Seputarpapua)
Foto bersama staf dan manajemen Swiss-Belinn Timika bersama anak-anak Panti Asuhan Laskar Pelangi. (Foto: Mujiono/Seputarpapua)

TIMIKA | Swiss-Belinn Timika berbagi kasih dengan anak-anak Panti Asuhan Laskar Pelangi dalam kegiatan yang dibalut dengan buka puasa bersama, Jumat (5/4/2024).

Pada kegiatan buka puasa bersama dan berbagi kasih ini, perwakilan Swiss-Belinn Timika menyerahkan bingkisan kepada anak-anak panti asuhan. Kegiatan juga diisi dengan pembacaan ayat suci Al Quran dan Tausiyah yang dibawakan oleh Ustaz Muhammad Arifin.

General Manager Swiss-Belinn Timika, Nalom Sidauruk mengatakan buka puasa bersama bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai ungkapan rasa syukur atas keberhasilan dan kesuksesan yang telah dicapai pihaknya.

“Bertepatan dengan bulan suci Ramadan ini, kami sangat senang bisa mengundang rekan-rekan dari Panti Asuhan Laskar Pelangi untuk mengunjungi hotel kami ini,” katanya.

Mengingat bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah, Nalom berharap kegiatan CSR ini senantiasa memberikan keberkahan khususnya bagi anak-anak Panti Asuhan Laskar Pelangi.

“Kegiatan CSR ini sudah menjadi agenda rutin yang akan terus diselenggarakan setiap tahunnya, kegiatan ini juga merupakan wujud nyata dari kepedulian serta komitmen kami untuk terus menjalin silaturahmi dan berbagi kepada saudara-saudara yang membutuhkan, terlebih di bulan suci Ramadan ini,” tambah Nalom.

Sementara Ustaz Muhammad Arifin dalam tausiyahnya menyampaikan bahwa sebuah keberagaman menjadi perhatian yang tidak perlu dipertentangkan, sebab perbedaan akan menemukan sebuah keindahan.

Anak cucu Adam memiliki potensi berbuat kesalahan, sehingga seseorang tidak bisa mengklaim diri sendiri adalah yang paling baik maupun suci. Jika ada yang seperti itu maka ia termasuk dalam golongan iblis lantaran memiliki sifat sombong.

“Perasaan lebih baik itu terjadi pada siapapun. Karena itu sudah jadi kodrat manusia,” katanya.

Karena itu, dengan keberagaman yang ada maka umat manusia bisa saling mengenal dan bisa menumbuhkan rasa empati, sehingga ada upaya untuk mengedepankan kepentingan bersama atau tidak menonjolkan ego.

“Karenanya, sebagai manusia harus menyadari kodratnya bahwa seorang manusia masih membutuhkan orang lain.Karena itu sebaik-baik manusia harus bermanfaat bagi orang lain,” tuturnya.

penulis : Mujiono
editor : Saldi Hermanto

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan