Kominfo Tekankan Pentingnya Kolaborasi dan Peningkatan Literasi Digital untuk Melestarikan Budaya Papua

waktu baca 5 menit
Suasana Forum Diskusi Literasi Demokrasi yang digelar Kemenkominfo di Semarang, Jawa Tengah, dengan narasumber Michael Jakarimilena dan Sonny Asso. (Foto: Kemenkominfo)

TIMIKA, Seputarpapua.com | Kementerian Komunikasi dan Informatika kembali menggelar Forum Diskusi Literasi Demokrasi (FLD) dengan tema “Melestarikan Budaya dan Kearifan Lokal Papua di Era Digital” di Semarang, 6 Juni 2024. Forum serupa sebelumnya telah diselenggarakan di Kota Bandung dan Surakarta.

FLD 2024 dengan tema “Melestarikan Budaya dan Kearifan Lokal Papua di Era Digital” dihadiri ratusan mahasiswa, terutama yang berasal dari Papua.

Acara ini menghadirkan dua narasumber, yakni Michael Jakarimilena selaku Influencer Papua dan Sonny Asso selaku perwakilan Mahasiswa Papua Semarang.

Acara FLD 2024 di Semarang berlangsung lancar dengan diskusi interaktif yang membahas tantangan dan peluang pelestarian budaya dan kearifan lokal Papua di era digital, peran literasi digital dalam memperkuat identitas budaya Papua, pemanfaatan teknologi digital untuk mempromosikan budaya dan kearifan lokal Papua, dan strategi membangun demokrasi yang inklusif dan partisipatif di Papua.

Dukungan Kemkominfo dalam Pelestarian Budaya Papua

Ketua Tim Kerja Informasi dan Komunikasi Politik dan Pemerintahan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Agus Tri Yuwono, dalam sambutannya menyampaikan kekagumannya terhadap kekayaan alam dan keanekaragaman budaya Papua.

Menurutnya, budaya Papua merupakan warisan berharga yang patut disanjung dan dilestarikan, tidak hanya bagi masyarakat Papua sendiri, tetapi juga bagi bangsa Indonesia.

“Perkembangan teknologi digital membawa tantangan baru dalam upaya pelestarian budaya. Namun, disisi lain, teknologi digital juga membuka peluang besar untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan pemahaman tentang budaya Papua di seluruh dunia,” ujarnya.

Agus menekankan pentingnya memanfaatkan platform digital untuk membagikan cerita-cerita, seni tradisional, musik, tarian, dan pengetahuan lainnya tentang budaya Papua kepada khalayak yang lebih luas, tanpa batas geografis. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai platform, seperti media sosial, website, dan aplikasi mobile.

Di tengah upaya pelestarian budaya Papua, Pemerintah juga membangun Papua Youth Creative Hub (PYCH) di Jayapura. PYCH menjadi bukti nyata dukungan pemerintah terhadap potensi luar biasa para pemuda Papua dalam mengembangkan bakat, kreativitas, dan inovasi mereka, baik dalam bidang fesyen, hiburan, musik, fotografi, teknologi, maupun bidang lainnya.

Hal ini sesuai dengan pesan dari Presiden Jokowi yang mengatakan bahwa “Saya tidak ingin pemuda kita hanya bercita-cita menjadi pegawai negeri. Saya ingin mereka mengejar passion mereka, baik dalam fesyen, hiburan, musik, fotografi, atau teknologi.” Pesan Presiden Jokowi yang disampaikan kembali oleh Agus tersebut dapat menjadi semangat bagi para pemuda Papua untuk terus berkarya dan berinovasi.

Foto bersama dua narasumber dengan peserta usai Forum Diskusi Literasi Demokrasi yang digelar Kemenkominfo di Semarang, Jawa Tengah. (Foto: Kemenkominfo)

Peluang Pelestarian Budaya Papua

Selanjutnya, dalam sesi diskusi kegiatan FLD 2024 di Semarang tersebut, para narasumber membahas tentang pelestarian nilai-nilai kearifan lokal dan budaya masyarakat Papua terutama di era globalisasi dan modernisasi saat ini. budaya Papua dihadapkan pada berbagai tantangan dan juga peluang.

Salah satu tantangan utama adalah rendahnya tingkat literasi digital masyarakat Papua. Hal ini membuat mereka sulit untuk mengakses informasi dan pengetahuan tentang budaya Papua melalui platform digital. Selain itu, kesenjangan infrastruktur digital di Papua juga menjadi penghambat dalam pemanfaatan teknologi untuk pelestarian budaya.

Namun, di tengah tantangan tersebut, terdapat peluang besar untuk melestarikan budaya Papua di era digital. Teknologi digital dapat digunakan untuk mempromosikan budaya Papua kepada khalayak yang lebih luas melalui berbagai platform digital seperti media sosial, website, dan aplikasi mobile.

Konten digital yang menarik dan informatif tentang budaya Papua dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kekayaan budaya Papua.

“Peningkatan literasi digital juga menjadi kunci penting dalam pelestarian budaya Papua. Masyarakat Papua perlu diberdayakan dengan pengetahuan dan keterampilan untuk memanfaatkan teknologi digital secara bijak dan bertanggung jawab. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai program pelatihan dan edukasi,” Ucap Michael Jakarimilena, salah satu narasumber diskusi.

Sonny Asso juga menambahkan bahwa pemberdayaan komunitas lokal juga menjadi faktor penting dalam pelestarian budaya Papua. Komunitas lokal dapat berperan dalam mengembangkan konten digital budaya Papua dan mempromosikannya kepada khalayak yang lebih luas. Kerja sama multi-stakeholder dari berbagai pihak, seperti pemerintah, swasta, komunitas lokal, dan akademisi, juga diperlukan untuk mendukung upaya pelestarian budaya Papua di era digital.

“Dengan mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan peluang yang tersedia, budaya Papua dapat dilestarikan dan diwariskan kepada generasi mendatang. Budaya Papua adalah kekayaan bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan,” tambah Sonny Asso.

Disamping itu, para narasumber juga memberikan beberapa solusi konkret untuk mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang pelestarian budaya Papua di era digital. Solusi-solusi tersebut antara lain:

● Pengembangan konten digital budaya Papua: Perlu dikembangkan konten digital budaya Papua yang menarik dan informatif. Konten ini dapat berupa video, artikel, infografis, dan media lainnya yang dapat diakses melalui platform digital.

● Peningkatan infrastruktur digital: Peningkatan infrastruktur digital di Papua perlu dilakukan agar masyarakat Papua dapat mengakses internet dengan mudah dan terjangkau.

● Kerja sama multi-stakeholder: Pelestarian budaya Papua membutuhkan kerja sama multi-stakeholder dari berbagai pihak, seperti pemerintah, swasta, komunitas lokal, dan akademisi.

*Harapan untuk Masa Depan*

Dengan dukungan penuh dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, diharapkan upaya pelestarian budaya Papua di era digital dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien. Budaya Papua yang kaya dan beragam akan terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi mendatang.

FLD 2024 diharapkan dapat menjadi wadah yang berkelanjutan bagi masyarakat Papua untuk berdialog dan bertukar ide tentang bagaimana melestarikan budaya dan kearifan lokal mereka di era digital. Acara ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya literasi digital dan partisipasi dalam demokrasi.

Penulis:
Editor:

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Exit mobile version