Komnas HAM Papua Respon Positif Komentar Sebby Sembom Soal Negosiasi Pembebasan Pilot Susi Air

Kepala Kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Perwakilan Papua, Frits Ramandey. (Foto: Alley/ Seputarpapua)
Kepala Kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Perwakilan Papua, Frits Ramandey. (Foto: Alley/ Seputarpapua)

JAYAPURA | Kepala Kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Perwakilan Papua, Frits Ramandey merespon baik komentar juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) Sebby Sembom.

Dalam komentarnya, Sebby mengaku TPNPB OPM siap melakukan negosiasi damai terkait pembebasan pilot Susi Air Capt Philip Max Martheins asal Selandia Baru yang ditawan KKB pimpinan Egianus Kogoya sejak 7 Februari 2023 lalu.

“Kan selama dua bulan ini (sejak penyanderaan pilot) tidak ada pernyataan soal itu (negosiasi). Jadi ketika ada pernyataan dari mereka (TPNPB OPM) itu kami pikir merupakan sinyal, ada komitmen bersedia untuk berdiplomasi,” ungkap Frits di Jayapura, Selasa (11/4/2023).

Menyoal negoisasi terhadap kelompok berseberangan dengan NKRI, menurut Frits, Indonesia punya pengalaman orang-orang mumpuni seperti mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang terlibat langsung bernegosiasi damai antara Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM pada 2005.

Kemudian juga ada mediator atau negosiator ulung seperti Farid Husain, yang menjadi salah satu anggota delegasi pemerintah Indonesia dalam perundingan dengan GAM di Helsinki.

“Nah, kalau untuk Papua kita juga punya pengalaman pembebasan sandera Mapendupa pada 1996, dan kasus kali ini (pilot) juga terjadi di wilayah yang sama. Tapi saat itu tidak ada mediator untuk nego, yang ada hanya operasi militer, dan kita tidak tahu saat itu berapa puluh orang yang menjadi korban, bahkan itu menjadi trauma,” beber Frits.

Menurut Frits lagi,  peristiwa Mapenduma 1996 silam menjadi pelajaran penting bagi Pemerintah Indonesia untuk lebih berhati-hati alias tidak ingin gegabah dalam melakukan operasi pembebasan pilot bule Selandia Baru tersebut.

“Kami berterima kasih kepada TNI dan Polri, satgas-satgas yang  sangat berhati-hati karena mereka tahu bahwa warga yang ditawan adalah seorang WNA. Dan Kedutaan Selandia Baru juga sudah tawarkan bantuan tapi Panglima TNI mengatakan kami punya kemampuan untuk upaya pembebasan,” ucap Frits.

Lebih gamblang Frits melihat apa yang disampaikan Jubir TPN OPM  merupakan sebuah progres dalam upaya pembebasan. Lantas, Komnas HAM sebagai lembaga negara tentu menyambut baik, dan harus bisa menindaklanjuti apa yang disampaikan sang Jubir.

Advertisements

“Karena kami lihat dua bulan ini kan ada kebuntuan. Pihak di sana bersih kukuh menahan (sandera) dan pihak di sini (TNI dan Polri) melakukan upaya. Jadi ini sebuah kemajuan lah,” tandas Frits.

Diberitakan sebelumnya, Jubir TPNPB-OPM Sebby Sembom meminta agar Pemerintah Indonesia menghentikan operasi militer yang dilakukan di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Hal tersebut disampaikan Sebby dalam video singkat berdurasi 1,43 detik yang diterima seputarpapua.com, Kamis (6/4/2023).

Dalam video tersebut, Sebby yang didampingi Kepala Staff Umum Komnas TPNPB-OPM Teryyanus Satto menyebutkan, siap melakukan negosiasi damai pembebasan sandera pilot asal Selandia Baru.

penulis : Alley
editor : Aditra

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan