Komoditas Perikanan Tangkap Kabupaten Asmat Tembus Pasaran Jakarta dan Surabaya

Aktivitas Nelayan di Agats, Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Selatan. (Foto: Dok)

ASMAT, Seputarpapua.com | Komoditas perikanan tangkap Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Selatan menembus pasaran Jakarta dan Surabaya dengan produktivitas rata-rata 800 ton per tahun.

Hasil perikanan tangkap di perairan Asmat yang kerap dipasarkan keluar daerah ini adalah jenis ikan campuran, antara lain ikan kakap, ikan kuru, bawel dan gulama.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Asmat, Sukartono Hadi mengatakan, perairan Asmat memiliki potensi yang luar biasa dari sisi produktivitas perikanan. Hasil perikanan yang dipasarkan ke Jakarta dan Surabaya berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Pemerintah Kabupaten Asmat.

“Rata-rata produksi perikanan tangkap Asmat dalam setahun itu 800 ton. Itu ikan campuran hasil tangkapan dari laut Arafura, daerah pesisir, dan sungai-sungai di wilayah Asmat,” ujar Sukardi kepada awak media di ruang kerjanya, Selasa (30/7/2024).

“Daerah fishing ground Kabupaten Asmat itu di wilayah 718 mulai dari Semendoro ke arah Omor, Distrik Pulau Tiga. Daerah itu potensi perikanannya luar biasa,” sambungnya.

Selain ikan campuran, tambah Sukartono Hadi, hasil perikanan lainnya yang berpotensi dikembangkan adalah gelembung ikan kakap cina, kuru dan gulama. Organ dalam ikan yang berbentuk kantong selaput ini memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Bisnis gelembung ikan di Asmat cukup mendongkrak perekonomian masyarakat di wilayah pesisir.

“Berdasarkan data kami, ada delapan pengusaha atau pengepul gelembung ikan. Mereka mengumpulkan gelembung ikan langsung dari nelayan. Ada transaksi di sana, sehingga ikut mendorong pertumbuhan ekonomi. Mereka ikut berkontribusi dalam meningkatkan penerimaan/pendapatan daerah Asmat melalui retribusi,” sebutnya.

Ia menambahkan, selain ikan campuran dan gelembung, kepiting bakau juga menjadi salah satu potensi unggulan hasil perikanan dan kelautan di Kabupaten Asmat. Hanya saja potensi itu belum digarap maksimal, karena pengawasan terhadap aktivitas penangkapan dan pengumpulan kepiting bakau belum optimal.

“Kebanyakan kepiting yang dipasarkan di Mimika, Papua Tengah itu dari Asmat sebenarnya. Daerah penghasil kepiting itu di Distrik Pulau Tiga yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Mimika,” ucap Sukartono.

Advertisements

“Kami belum optimalkan pengawasan untuk menggenjot penerimaan daerah dari hasil kepiting ini, karena wilayah pengawasan cukup jauh dari ibu kota kabupaten,” ungkapnya.

Di sisi lain, lanjutnya, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Asmat juga mendorong perikanan budidaya dengan rata-rata produksi ikan budidaya 34 ton per tahun. Hasil perikanan budidaya tidak dipasarkan keluar, tetapi hanya memenuhi kebutuhan masyarakat di Agats.

“Ikan nila yang banyak dibudidayakan oleh kelompok-kelompok binaan. Kami punya wilayah-wilayah pengembangan ikan budidaya di antaranya di Kampung Bisman, Yepem, Per, Jetsy, Birak, di Distrik Agats, Kampung Yufri dan juga sebagian di Sawaerma seperti di Kampung Sauti dan Er,” pungkasnya.

penulis : Hendrik Resi
editor : Saldi Hermanto

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan