TIMIKA | Ketua MPR for Papua, Yoris Raweyai mulai angkat bicara terkait penembakan terhadap Pendeta Yeremia Zanambani di Kampung Bomba, Distrik Hitadipta, Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua.
Melalui keterangan tertulis yang diterima Seputarpapua.com, Minggu (4/10) Yoris mengatakan, meninggalnya Pdt Yeremia telah menambah deretan luka dan duka yang dialami Masyarakat Papua di masa Pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Dikatakan, menurut data Amnesty International, 47 kasus kekerasan (pembunuhan) di luar proses hukum (extrajudicial killing) terjadi dalam rentang 2018 – 2020.
Sebanyak 94 korban merupakan Orang Asli Papua (OAP). Dari sebaran kasus, paling banyak terjadi di wilayah konflik.
Lebih lanjut dalam data tersebut, sekian banyak kasus yang disebut ditindaklanjuti dalam bentuk investigasi, tidak menuai kejelasan bagi publik.
Terkait kasus terkini yang menyita perhatian publik nasional dan internasional, yakni tewasnya Pendeta Yeremia Zanambani akibat luka tembak oleh oknum bersenjata pada akhir September lalu.
Ia mengatakan, sudah saatnya Pemerintah Pusat dengan segala perangkat institusional yang dimilikinya melakukan instropeksi dan evaluasi atas segala kebijakan keamanan yang selama ini dijalankan.
Manuver pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) dalam mengungkap dalang dan motif pembunuhan tidak akan menyelesaikan akar persoalan yang sesungguhnya bermukim di benak Masyarakat Papua.
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis