TIMIKA | Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Papua berharap pelaku penembakan Pdt. Yeremia Zanambani di Intan Jaya sebaiknya mengakui perbuatannya untuk mengakhiri polemik.
“Bahwa kematian sudah terjadi. Sebenarnya kita gereja diajar untuk bisa mengampuni,” kata Ketua Sinode GKII Wilayah II Papua Pdt. Petrus Bonyadone ketika dihubungi seputarpapua.com, Senin (5/10).
Ia menyebut, gereja telah membuat pernyataan dan kronologis berdasarkan keterangan para saksi di lapangan, kemudian meyakini bahwa pelaku penembakan adalah oknum anggota TNI.
“Kami buat pernyataan mengenai kronologi kejadian dari para saksi, menyatakan bahwa itu 90 persen benar. Pelakunya adalah anggota TNI,” kata Pdt. Petrus.
Karena itu, Pdt. Petrus sekali lagi berharap jika memang pelaku dari oknum anggota TNI, maka sebagai seorang prajurit kesatria, mestinya tidak perlu takut untuk mengakui perbuatannya.
Bahkan, kata dia, tidak menutup kemungkinan pelaku dapat diampuni bilamana secara jentelmen menyerahkan diri, kemudian meminta maaf kepada keluarga korban, umat, dan gereja.
“Saya sudah sampaikan bahwa kami disana ada pendeta, mereka akan mendoakan supaya Tuhan mengampuni pelaku. Kalau itu sudah terjadi, saya pikir tidak jadi masalah,” katanya.
Pihak gereja sebenarnya ada keraguan terhadap independensi tim investigasi bentukan pemerintah melalui Menko Polhukam Mahfud MD, meski melibatkan beberapa tokoh agama dan tokoh masyarakat.
“Karena banyak dari mereka (aparat negara) yang terlibat dalam tim investigasi itu tanpa melibatkan (seutuhnya), artinya kalau bisa pihak gereja 50 persen,” kata Petrus.
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis