Warga Paro Dilaporkan 3-4 Hari Berjalan Kaki ke Kenyam Pasca KKB Bakar Pesawat dan Ancam 15 Pekerja Bangunan

Kapolres Nduga AKBP Rio Alexander Panelewen (kanan) didampingi Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo (kiri) saat memberikan keterangan pers di Kantor Pelayanan Porles Mimika, Papua Tengah, Kamis malam (9/2/2023). (Foto: Saldi/Seputarpapua)
Kapolres Nduga AKBP Rio Alexander Panelewen (kanan) didampingi Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo (kiri) saat memberikan keterangan pers di Kantor Pelayanan Porles Mimika, Papua Tengah, Kamis malam (9/2/2023). (Foto: Saldi/Seputarpapua)

TIMIKA | Kapolres Kabupaten Nduga, AKBP Rio Alexander Panelewen menyebut bahwa informasi yang peroleh pihaknya saat ini, warga Distrik Paro berjalan kaki ke Kenyam, ibukota Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan untuk mengungsi.

Warga Paro meninggalkan kampung mereka pasca aksi pengancaman terhadap 15 pekerja dan pembakaran pesawat Susi Air PK-BVY diwilayah itu.

“Jadi, setelah kejadian pembakaran pesawat Susi Air di Distrik Paro yang dilakukan oleh kelompok Egianus, masyarakat yang ada di Distrik Paro itu semuanya mengungsi. Bisa dikatakan mereka berpindah tempat ke Kenyam untuk tinggal di keluarga mereka,” ungkap AKBP Rio
didampingi Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo di Kantor Pelayanan Polres Mimika, Papua Tengah, Kamis malam (9/2/2023).

Namun, hal ini baru sebatas informasi dan laporan dari masyarakat yang berhasil ditemui saat proses evakuasi 15 pekerja kemarin, Rabu 8 Februari 2023.

Terkait hal ini, pihak Kepolisian maupun TNI telah mengambil langkah berkoordinasi dengan para tokoh masyarakat maupun tokoh agama setempat serta Pemerintah Kabupaten Nduga, untuk melakukan upaya penyelamatan terhadap warga Paro yang saat ini sedang berjalan kaki menuju Kenyam.

Kapolres juga mengatakan, waktu yang ditempuh dengan berjalan kaki dari Distrik Paro menuju Kenyam memakan waktu tiga sampai empat hari. Itupun perkiraan waktu untuk warga yang kuat, sementara untuk anak-anak maupun orang tua, tentunya akan memakan waktu lebih dari tiga sampai empat hari itu.

“Dari Bapak Pj Bupati sudah menyampaikan untuk masyarakat Paro ini harus kita selamatkan. Kita bantu, kita bawa ke Kenyam. Nanti sudah ada langkah-langkah dari Pemerintah Daerah untuk membantu para masyarakat ini setelah tiba di kota Kenyam,” kata Rio.

Menurut Kapolres, sesuai dengan laporan yang diterima dari masyarakat, ada anak-anak dan orang tua yang sakit. ” Itu mereka ikut jalan kaki juga. Nah, sekarang posisinya mereka di mana, kita masih coba deteksi lagi,” katanya.

Kapolres pun memberikan informasi tambahan terkait laporan awal yang diterima soal adanya warga yang meninggal dunia dalam perjalanan ke Kenyam.

Advertisements

Ia mengatakan, ternyata warga yang dimaksudkan tidak meninggal dunia, melainkan dalam kondisi sekarat dan dalam perjalanan menuju Kenyam.

“Sudah sekarat dan sudah tidak mampu untuk melanjutkan perjalanan. Saya menanyakan posisi dia di mana, dan menyampaikan posisi dia sekarang kira-kira sekitar dua hari lagi perjalanan baru tiba di kota Kenyam,” terang AKBP Rio.

Terkait hal ini, Rio mengatakan sudah dikoordinasikan bersama TNI-Polri untuk dilakukan upaya penjemputan terhadap warga yang diinformasikan dalam kondisi sekarat itu.

“Upaya penjemputan sudah di komunikasikan, nanti rencana ada upaya evakuasi. Tapi kita tentunya harus cari tahu dulu titiknya,” kata Rio.

Pengungsian ini terjadi pasca aksi pengancaman oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya terhadap 15 pekerja puskesmas di wilayah itu, diperkirakan pada hari Senin, 6 Februari 2023. Puncaknya pasca aksi pembakaran pesawat Pilatus Porter PK-BVY milik maskapai Susi Air pada Selasa, 7 Februari 2023.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan