140 Jenis Tumbuhan Ditanam di 1000 Hektar Lahan Tailing Freeport

Berbagai jenis tanaman ditanam di area Tailing PT Freeport Indonesia. (Foto: PTFI)
Berbagai jenis tanaman ditanam di area Tailing PT Freeport Indonesia. (Foto: PTFI)

TIMIKA | PT Freeport Indonesia (PTFI) bersama Fakultas Pertanian Universitas Papua (Faperta UNIPA) telah melaksanakan rangkaian penelitian terkait pemanfaatan lahan tailing PTFI di Mimika sebagai lahan produktif bagi tanaman pangan.

Hasil penelitian bersama menunjukkan bahwa lahan tailing PTFI dapat dimanfaatkan sebagai lahan tumbuh yang aman bagi berbagai jenis tanaman pangan. Didukung dengan pemupukan dan pemberantasan hama secara alami, tanaman yang tumbuh pun memiliki kualitas teruji dan aman dikonsumsi, sehingga dapat meningkatkan kemandirian pangan Mimika.

“Melalui rangkaian penelitian dan pengujian restorasi lahan tailing, kami telah mampu menanam lebih dari 140 jenis tumbuhan di lebih dari 1.000 hektar lahan tailing yang direklamasi. Hasil uji coba yang kami lakukan menyatakan bahwa beberapa jenis tanaman pertanian dan perkebunan dapat dibudidayakan di lahan tailing PTFI, bahkan beberapa tanaman buah-buah seperti nenas, melon, buah naga dan mangga, mampu menghasilkan buah dengan rasa yang lebih manis dibandingkan buah sejenis yang tumbuh di media tanam lain” ujar Pratita Puradyatmika, Pengawas Umum Reklamasi Dataran Tinggi PT Freeport Indonesia melalui rilis kepada seputarpapua.com, Kamis (1/10).

Selain itu, hasil pengujian laboratorium yang dilakukan PTFI dan UNIPA menyatakan bahwa tanaman sayur dan buah yang tumbuh di lahan tailing PTFI memiliki kadar logam tembaga (Cu),seng (Zn), Timbal (Pb), Arsen (As) dan Air raksa (Hg) yang jauh lebih rendah dari ambang batas aman makanan yang ditetapkan pemerintah dalam SK Dirjen POM No. 03725/B/SK/VII/89.

“Kami memastikan bahwa tanaman buah dan sayuran yang tumbuh subur di lahan tailing PTFI aman dan layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Kami berharap agar pengelolaan lahan tailing PTFI terus diteliti lebih lanjut sehingga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif lahan produktif akan mampu memperkuat kemandirian pangan Mimika,” tambah Pratita.

Ia kolaborasi yang PTFI lakukan bersama dunia pendidikan mampu menjadi kontribusi perusahaan bagi kemajuan ilmu pengetahuan, serta memberi manfaat langsung bagi masyarakat di sekitar area kerja perusahaan,” tutup Pratita.

Untuk mendukung optimalisasi lahan tailing PTFI sebagai lahan produktif bagi tanaman pangan, PTFI bersama UNIPA juga meneliti pemanfaatan pupuk organik untuk menghasilkan tanaman yang lebih baik. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa penggunaan pupuk organik berupa kotoran ayam dan kotoran sapi bagi tanaman di area tailing PTFI memberikan hasil panen tanaman yang lebih tinggi dan lebih produktif dibandingkan hasil panen tanaman yang tidak diberi pupuk organik.

“Hasil penelitian yang kami lakukan, misalnya pada tanaman kakao, memperlihatkan bahwa pemberian pupuk organik sebagai amelioran dapat menekan serapan logam berat dalam jaringan buah kakao dan memperbaiki kesuburan tanah. Dengan demikian secara alami, lahan tailing sebagai media tanam mampu meningkatkan ketersediaan kandungan unsur hara esensial, sehingga berdampak pada peningkatan kualitas tanaman dan buah kakao yang dihasilkan. Tidak hanya itu, pupuk organik yang digunakan pun mampu mengurangi serapan logam besi (Fe), seng (Zn), tembaga (Cu), dan mangan (Mn) pada tanaman,” kata Dr. Sartji Taberima, MSi, Peneliti Jurusan Tanah Gaperta UNIPA yang melakukan penelitian penggunaan berbagai jenis pupuk organik.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan