TIMIKA | Siswa tingkat SD dan SMP dari Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP) binaan Yayasan Pengembangan Mayarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) sebagai pengelola dana kemitraan PT Freeport Indonesia pertama kali menampilkan atraksi wushu pada upacara peringatan HUT Kemerdekaan ke 77 RI di Alun-alun Kuala Kencana, Rabu (17/8/2022).
Instruktur atau Pelatih Utama Wushu SATP, Dedi Mokodompit mengungkapkan untuk pelajaran atraksi wushu di Kota Timika baru pertama ada di SATP.
Ia mengatakan, tampilan ini juga merupakan yang pertama kalinya 53 siswa ini tampil atraksi di depan umum. Menurutnya, sebelumnya saat mengikuti Karnaval Budaya merupakan ajang pemanasan bagi para siswa yang merupakan anak-anak dari tujuh suku.
“Ini pertama kali mereka atraksi tampil di umum,” kata Dedi saat diwawancara usai atraksi siswa-siswi SATP.
Untuk menampilkan atraksi yang luar biasa ini, para siswa hanya berlatih dalam kurun waktu yang terbilang singkat hanya dua minggu. Tetapi para siswa menurutnya sudah menampilkan yang terbaik.
“Cuma lapangan juga tidak sesuai karena berlumpur, tergenang air, kalau paving blok itu pasti lebih baik,” ungkapnya.
Para siswa yang mengikuti atraksi wushu ini 9 diantaranya adalah anak perempuan dan 44 lainnya merupakan siswa laki-laki. Mereka saat ini duduk di kelas 3 SD sampai kelas 9 SMP.
Dedi lebih lanjut menjelaskan, atraksi permainan wushu yang ditampilkan diantaranya kombinasi gerakan kipas, gerakan tangan kosong untuk cangkuan dan gerakan daoshu atau permainan golok yang pada penampilannya para siswa menggunakan pedang.
Menurutnya, melatih Wushu kepada para siswa tentu ada kesulitan karena ini masih sangat baru. “Tapi pada dasarnya mereka tanggap dan antusias mau belajar,” ungkap Dedi.
Anak-anak yang mengikuti ekstrakurikuler wushu ini juga memilih sendiri atau bukan dipilih dari pelatih maupun pihak sekolah. Ini agar para siswa bisa belajar sesuai dengan kemauan masing-masing.
Selain wushu, 20 siswa SATP lainnya juga menampilkan tarian adat Papua dan tari modern. Para siswa ini 10 diantaranya merupakan siswa SD dan 10 lainnya siswa SMP.
Guru Seni di SATP sekaligus pelatih dance, Leonard Adriano saat diwawancara mengatakan, para siswa berlatih selama dua minggu untuk menampilkan tari adat dan tari modern ini.
Tari adat yang dimainkan ialah tari Pemujaan dan tari Pangkur Sagu atau tari dayung.
Para siswa ini biasanya tampil di sekolah untuk acara-acara internal sekolah. “Sangat puas karena ini baru pertama mereka tampil diluar,” kata Leo.
Sekolah binaan YPMAK ini juga menampilkan atraksi marching band dengan membawakan dua lagu diantaranya lagu Sajojo dan lagu berjudul kaka baju hitam yang saat ini viral di media sosial.
Ketua Pelatih Merching Band, SATP, Christian Hengosal mengatakan, meskipun sudah terbiasa tampil, 112 siswa ini juga membutuhkan waktu satu bulan untuk tampil pada peringatan HUT Kemerdekaan ke 77 ini.
Penampilan para siswa ini menarik perhatian seluruh peserta upacara termasuk masyarakat yang hadir menyaksikan upacara.
- Tag :
- Freeport Indonesia,
- PTFI,
- SATP,
- Sekolah Taruna Papua,
- YPMAK
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis