Bripka Herman, Sosok Bhabinkamtibmas yang Kembangkan Pos Peka dan Jadi Guru untuk Anak-anak Lokal
“Kita ajak mereka belajar supaya terhindar dari kegiatan negatif seperti isap-isap lem aibon,” katanya menceritakan keseharian sebagai anggota Bhabinkamtibmas Polres Mimika.
Herman, adalah satu dari sekian anggota Polres Mimika yang bertugas sebagai Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas), yang ditugaskan di tengah-tengah masyarakat.
Herman saat ini berdinas di Unit Lalu Lintas Polsek Mimika Baru, dan juga bertugas menjadi Bhabinkamtibmas di Kelurahan Kamoro Jaya sejak tahun 2021.
Polisi berpangkat Bripka ini menceritakan awal mula membangun Pos Peduli Keamanan atau lebih dikenal dengan sebutan Pos Peka ini dengan mengumpulkan ketua-ketua RT, dan warga untuk diberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga keamanan di lingkungan sekitar. Dilanjutkan dengan sosialisasi tentang pembentukan Pos Peka.
Pos Peka kata dia sangat berperan penting di lingkungan sekitar. Di Kamoro Jaya saat ini ada lima Pos Peka yang berjalan cukup aktif.
“Setiap perkembangan situasi, ada kejadian apapun mereka koordinasi dengan kami Bhabinkamtibmas,” kata Herman menceritakan kesehariannya menjadi Bhabinkamtibmas di wilayah terluas yang menangani 55 RT.
Berdinas di Unit Lalu Lintas tidak membuat Herman hanya menjalani tugas mengatur lalu lintas, atau menangani kasus kecelakaan saja. Tugasnya bertambah sejak menjadi Bhabinkamtibmas.
Herman kadang menyelesaikan masalah-masalah kecil di lingkungannya bertugas, seperti masalah keasalahpahaman dalam rumah tangga, antar tetangga, perkelahian warga saat mabuk, pencurian dan permasalahan lainnya.
“Masalah tetangga misal saling baku usik terus ribut, kalau ketua RT hubungi minta kita penyelesaian ya kita datang. Hp saya selalu stand by 24 jam kalau ada laporan langsung respon,” ungkapnya.
Wilayah tempatnya bertugas sebagai pembina Kamtibmas dimulai dari Kilo 7 area Yayasan Hidayatullah ke area belakang Timika Mall, sampai di Jalan Hasanuddin sebelum perempatan pohon jomblo.
“Wilayah saya ada berbagai suku. Alhamdulillah masyarakat dengan kami mereka senang, kalau ada apa-apa di mereka punya wilayah, ketua-ketua RTnya juga selalu koordinasi,” katanya.
Selain menjaga Kamtibmas, polisi kelahiran Ujung Pandang 36 tahun lalu ini juga terlibat di berbagai kegiatan. Seperti pelayanan kesehatan di Puskesmas, dan kegiatan sosial lainnya.
Salah satu Pos Peka yang dibinanya yaitu Pos Peka Garda KKJB menjadi Juara 1 di wilayah Polres Mimika tahun 2023, dan menjadi perwakilan Polres Mimika mengikuti lomba di Polda Papua.
Bripka Herman bersama warga di Pos Peka. (Foto: Ist)
Mengajar Anak-anak Kamoro
Selain menjadi pembinan Kamtibmas, Polisi yang menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Yapis Jayapura ini juga mengajar anak-anak lokal Suku Kamoro, salah satu suku asli di Mimika.
Aktivitas mengajar ini dilakukan bersama pihak kelurahan dan guru-guru yang mengajar mingguan, baik di gereja maupun di rumah guru-guru itu sendiri.
“Kadang kita tunggu informasi jadwal dari ibu guru mingguan untuk kegiatan belajar di gereja atau di rumahnya ibu guru,” tuturnya.
Bersama guru mingguan, Polisi kelahiran 1987 ini fokus mengajari anak-anak di Jalan Kamboja SP 1 Selatan. Di wilayah itu, ada banyak anak-anak dari suku-suku lain, tapi kebanyakan adalah Suku Kamoro.
“Anak-anak Kamoro itu kita bina, kita ajak mereka belajar supaya terhindar dari kegiatan negatif seperti isap-isap lem aibon,” ungkapnya.
Anak-anak usia sekolah dasar di wilayah itu menurutnya, bisa saja terkontaminasi dari anak-anak yang sudah besar di sekitar mereka yang kata dia tidak hanya menghisap lem aibon, tetapi juga minum minuman keras. Bahkan ada sebagian anak-anak yang sudah terkontaminasi.
“Makanya kita buat kegiatan supaya mereka tidak kembali dengan aktifitas itu. Tapi sejak ada pembinaan ini mereka sudah tidak kembali lagi ke kegiatan negatif itu,” katanya.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersama anak-anak ini beragam, mulai belajar mengenal huruf, belajar membaca, bermain bolak kaki dan bola volly. Tentu kegiatan belajar dibuat seasik mungkin agar anak-anak senang dan betah mengikuti kegiatan belajar yang cukup positif ini.
“Ada yang usia SD, ada juga yang usia 5 tahun. Karena kita takut di umur begitu kakak-kakaknya yang sudah terkontaminasi bisa ajak, jadi harus kita ajak mereka semua,” tuturnya.
Saat ini kegiatan belajar mengajar baru dilakukan di SP 1 Bagian Selatan, karena dinilai banyak anak-anak terkontaminasi dengan kegiatan negatif. Ia berharap kedepan bisa dilakukan di lingkungan lainnya.
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis