Dinkes Mimika Tetap Imunisasi DT Anak Sekolah Bersamaan Vaksinasi Covid

VAKSIN | Seorang siswa SD Inpres Timika 7 saat di vaksin. (Foto: Kristin Rejang/Seputarpapua)
VAKSIN | Seorang siswa SD Inpres Timika 7 saat di vaksin. (Foto: Kristin Rejang/Seputarpapua)

TIMIKA | Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Reynold Ubra mengatakan pihaknya tetap melaksanakan vaksinasi bersamaan dengan imunisasi Difteri dan Tetanus (DT) bagi anak sekolah.

Dijelaskan, bulan Februari pihaknya sudah melaksanakan Vitamin A, kemudian nantinya Maret akan ada imunisasi untuk anak sekolah, juga saat ini sementara berjalan pelaksanaan Vaksinasi Covid 19 bagi anak-anak berusia 6-11 tahun.

Sehingga, pihaknya akan melakukan diskusi dengan anak sekolah agar keduanya bisa dilaksanakan dalam satu alokasi waktu agar siswa bisa mendapatkan semua layanan imunisasi.

Reynold mengatakan, DT menjadi hal yang penting karena merupakan bagian dari imunisasi rutin.

“Ini akan kita diskusikan untuk pemberian sekali siswa berkumpul kita bisa melakukan pemberian vaksinasi itu supaya tidak menyuntiknya berulang kali. Jadi siswa terima suntikan DT dengan Vaksinasi di lengan yang berbeda, satu kali suntik. Itu tidak ada pengaruhnya,” kata Reynold ketika di wawancarai di Hotel Horison Diana, Kamis (10/3/2022).

Reynold juga mengatakan, hingga minggu kedelapan dalam tahun ini, memang ada satu sampai dua kasus Campak di Mimika namun tidak berpotensi wabah.

“Kita tau bahwa kasus campak itu daya lindungnya 85 persen artinya ada yang meskipun sudah divaksin masih tetap memili peluang terpapar sama juga dengan Covid 19,” ujarnya.

Meskipun sudah divaksin, kata Reynold, tetap memiliki peluang untuk terpapar namun kalau dilihat dampak terhadap kondisi kesehatan orang yang terpapar tidak jauh lebih ringan, demikian pula dengan campak jika anak sudah diimunisasi lengkap.

Selain pemberian vaksiansi dan DT terhadap anak sekolah, Dinkes juga serius melaksanakan vaksinasi booster yang sementara berlangsung khususnya bagi pelayan publik seperti BUMN, dan instansi vertikal.

“Memang kami coba mengatur itu strategi misalnya hari-hari tertentu itu jadwal untuk melakukan vaksinasi booster untuk pelayan publik, terutama para karyawan tetapi juga hari-hari tertentu kami atur waktu untuk pemberian vaksinasi untuk anak sekolah 6-11 tahun,” jelasnya.

Ia mengatakan, masyarakat cukup membantu tenaga kesehatan dengan dua hal saja, yakni tetap melaksanakan prokes dan bisa mendapatkan layanan vaksinasi yang lengkap. 

“Semoga masyarakat tetap mendapatkan haknya untuk divaksin, dan misalnya vaksinasi pada anak sekolah kami memulai pada sekolah-sekolah siswa yang akan melaksanakan ujian nasional supaya kita berangkat-berangkat mereka tidak usah lagi PCR atau Rapid Antigen,” pungkasnya.

penulis : Kristin Rejang

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan