TIMIKA, Seputarpapua.com | Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) RI Perwakilan Papua, Frits Ramandey menduga, penembakan pilot Intan Angkasa Air Service, Glen Malcolm Conning yang terjadi pada 5 Agustus 2024 telah direncanakan.
Meski tidak menjelaskan secar rinci, siapa yang diduga merencanakan aksi tersebut,
namun Frits Ramandey mengatakan, kasus ini menjadi perhatian Komnas HAM dan akan dilakukan investigasi.
Kasus penembakan terhadap warga Selandia Baru di Mimika bukan yang pertama kali. Sebelumnya di tahun 2020 juga terjadi penembakan terhadap karyawan PT Freeport Indonesia, dan bisa diungkap dalang dibalik penembakan.
“Untuk kejadian di tanggal 5, patut diduga kuat bahwa memang ini direncanakan,” katanya dalam keterangan kepada media, Rabu (7/8/2024).
Frits menjelaskan, Komnas HAM telah memberikan peringatan pasca penyanderaan Philips Mark Mehrtens, bahwa perusahan penerbangan yang menggunakan jasa orang asing untuk tidak terbang ke wilayah rawan konflik.
“Di bulan Maret kami sudah ingatkan jangan lagi terbang ke wilayah rawan konflik, karena itu kita patut menduga bahwa peristiwa ini memang direncanakan,” ungkapnya.
Menurut Frits, kejadian ini memberikan justifikasi untuk adanya potensi pengerahan pasukan, karena yang menjadi korban adalah warga negara asing. Karena warga asing yang menjadi korban, sehingga akan ada dua pilihan yaitu yurisdiksi negara bisa mengungkap pelaku, atau karena kelemahan negara tidak bisa mengungkap secara terbuka kasus penembakan warga Selandia Baru, penyanderaan Pilot di Nduga di tahun 2023 dan kasus saat ini.
“Kalau negara tidak bisa mengungkap kejadian ini itu menunjukkan kelemahan negara, kelemahan negara itu bukan hanya mengungkap, tapi juga mengawal dan memberi tahu bahwa zona ini anda tidak boleh kesini karena rawan konflik,” katanya.
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis